TEMPO.CO, Makassar - Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan dan Barat dan Komando Daerah (Kodam) VII/Wirabuana membentuk tim terpadu mengusut kematian Prajurit Satu Aspin Mallobassang, anggota Kostrad Kariango, yang tewas diserang sekelompok orang tak dikenal. Hingga kini, pengusutan kasus itu masih terus dilakukan guna mengungkap tabir di balik penyerangan brutal tersebut.
"Tim terpadu itu melibatkan unsur TNI dan Polri. Kami masih bekerja mengusut kasus itu. Semoga segera terungkap," kata Kepala Kepolisian Resort (Polres) Gowa, Ajun Komisaris Besar Hery Marwanto, saat dihubungi Tempo, Senin, 13 Juli. Sejauh ini, pihaknya tengah mengumpulkan pelbagai petunjuk guna mengungkap pelaku dan motif di balik penganiayaan prajurit TNI.
Insiden berdarah itu terjadi di Lapangan Syekh Yusuf, Kabupaten Gowa, Minggu, 12 Juli. Saat itu, dua anggota Kostrad, Prajurit Satu Aspin dan Prajurit Satu Faturahman tengah ngobrol. Tiba-tiba, sekelompok orang tak dikenal menyerang mereka secara brutal. Keduanya sempat ditanyai identitasnya, apakah polisi atau tentara. Setelah itu, mereka lantas dibacok dengan menggunakan senjata tajam.
Aspin dan Faturahman mulanya dilarikan ke Rumah Sakit Syekh Yusuf yang terletak tak jauh dari TKP. Karena kondisinya memburuk, Aspin dilarikan ke Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Berselang beberapa jam, pemuda itu tewas dengan luka bacok pada dada kiri. Adapun, Faturahman yang menderita luka tikam pada perut masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Pelamonia.
Hery mengatakan dalam penanganan kasus itu, pihaknya telah memeriksa sekitar empat saksi di TKP. Identitas saksi enggan dibeberkannya. Disinggung soal adanya seseorang yang diamankan yang membawa sebilah pisau dapur, Heri tidak menampiknya. Namun, belum ditemukan adanya keterkaitan orang itu dengan penyerangan terhadap dua anggota Kostrad.
Tindak lanjut pengusutan kasus penyerangan prajurit Kostrad, Heri melanjutkan akan diambil-alih Polda Sulawesi Selatan dan Barat. Musababnya, kasus itu menjadi atensi untuk dituntaskan. "Rencananya, penanganan kasus akan ditarik ke Polda pada hari ini (Senin, 13 Juli," tutur bekas Kepala Polres Luwu Utara itu.
TRI YARI KURNIAWAN