TEMPO.CO, Pekanbaru-Dua perampok bersenjata api yang beroperasi lintas kabupaten tewas diterjang timah panas aparat Kepolisian Daerah Riau. Dua-duanya tewas dalam kontak senjata melawan polisi di Jalan Lintas Timur, Kecamatan Siberida, Rengat Barat, Indragiri Hulu. Dua perampok lagi ditangkap tanpa perlawanan.
"Mereka terpaksa ditembak karena berusaha melawan saat akan kami tangkap," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau Komisaris Besar Rivai Sinambela, Senin, 13 Juni 2015.
Menurut Rivai empat kawanan perampok tersebut merupakan warga Tembilahan, Indragiri Hulu. Dua perampok yang tewas, Pentol alias Andika dan Hendra merupakan otak kejahatan. Adapun dua yang tertangkap hidup, Aji dan Ibas, sebagai pelaksana lapangan.
Rivai menuturkan komplotan Pentol juga terlibat dalam kasus pembunuhan terhadap seorang petani karet bernama Sugiono di Belilas, Rengat, Rabu, 8 Juli 2015. Setelah berhasil menangkap Ibas, polisi memburu Pentol dan Hendra di Jalan Lintas, Siberida.
Namun saat akan dibekuk, kata Rivai, keduanya berusaha melawan dan meloloskan diri. Pelaku yang memegang senjata api sempat melepaskan tembakan ke arah petugas. Akhirnya dua rampok itu berhasil dilumpuhkan setelah terjadi kontak tembak singkat. "Mereka kawanan perampok sadis yang meresahkan masyarakat," kata Rivai.
Dalam catatan polisi, Pentol Cs sudah sepuluh kali melakukan aksi kejahatan di dua kabupaten, masing-masing tujuh kali di wilayah Indragiri Hulu dan tiga kali di Indragiri Hilir. "Pelaku tidak segan melukai korbannya dengan senjata api, bahkan satu korban tewas ditembak," katanya.
Aksi Pentol dan kawan-kawan antara lain merampok sopir pengangkut barang di Kelayang dan menggasak uang Rp 30 juta, merampok di Kelawat dan membawa kabur Rp 150 juta dan merampok toko emas di Kelayang sekaligus menggondol Rp 150 juta. Terakhir mereka merampok dan membunuh petani karet Sugiono dan membawa lari uang korban Rp 110 juta.
Sasaran perampokan, ucap Rivai, biasanya pengendara yang membawa uang banyak tanpa pengawalan polisi. Pelaku mengintai korbannya terlebih dulu sebelum beraksi menyergap di jalan. "Dari tangan pelaku, kami mengamankan uang Rp 600 juta dari hasil kejahatan," ujarnya.
RIYAN NOFITRA