TEMPO.CO, Makassar-Juru bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Frans Barung Mangera, mengatakan tim penyidik akan memeriksa rekaman closed-circuit television (CCTV) milik Dinas Perhubungan Kota Makassar. Hal ini dilakukan untuk mengungkap kasus penyerangan terhadap polisi di bundaran Samata, Kabupaten Gowa.
“Membuka rekaman kamera pengawas tentu akan dilakukan,” kata Barung kepada Tempo, 3 Juli 2015. Barung mengapresiasi keinginan Dinas Perhubungan Kota Makassar yang siap bekerja sama dengan polisi untuk mengungkap kasus itu. “Kami juga berharap masyarakat turut membantu,” ujar dia.
Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Makassar, Muhlis Mas’ud, mengatakan siap membongkar rekaman CCTV yang terpasang di beberapa titik di Makassar untuk mengetahui kendaraan pelaku penyerangan. Menurut dia, kamera pengawas itu beroperasi 24 jam. “Jika kendaraan pelaku masuk ke Makassar, pasti akan terekam kamera pengintai,” ujar Muhlis.
Berdasarkan informasi, setelah melakukan aksinya, para pelaku melarikan diri ke Kota Makassar dengan mengendarai mobil Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia. Ada juga pelaku yang diduga menggunakan beberapa sepeda motor. “Kendaraan yang melintas di Jalan Hertasning-A.P. Pettarani- tol Reformasi pasti akan terlihat dalam rekaman CCTV,” kata Muhlis.
Barung mengatakan pihaknya belum menemukan titik terang ihwal penyerang yang menewaskan personel Kepolisian Resor Gowa, Brigadir Kepala Irfanuddin. Motif penyerangan pada Kamis dinihari itu juga belum diketahui. “Temuan selongsong di lokasi kejadian diharapkan menjadi petunjuk untuk mengungkap kasus ini,” ujar dia.
Dalam olah tempat kejadian perkara, polisi menemukan empat selongsong peluru dan sebilah parang. Barung mengatakan selongsong peluru telah diserahkan ke Laboratorium Forensik Cabang Makassar untuk uji balistik.
Selanjutnya: Belum Terima Barang Bukti