TEMPO.CO, Bogor - Pada satu bulan terakhir sedikitnya 40 hektar lahan sawah di Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, sudah mengalami puso dan gagal panen. Di lain pihak, ada sekitar 3.320 hektare tanaman padi di tiga kecamatan, yaitu Jonggol, Cariu, dan Tanjungsari terancam puso jika tidak mendapatkan posokan air dalam kurun waktu dua pekan. Penyebabnya adalah rendahnya curah hujan di Bogor.
“Ada 40 hektar sawah milik kelompok tani Berkah Saluyu, Babakan Raden, di Kecamatan Cariu yang sudah mengering dan mengalami puso. Padahal, kami bersama petani di sana sempat membuat sumur atau deep well hingga kedalaman 150 meter, tapi sudah tidak air di sana,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor Siti Nuriyanti, Jumat, 3 Juli 2015.
Menurut dia, meski puncak musim kemarau masih lama, tiga sungai yang menjadi sumber air irigasi untuk ribuan hektar sawah di tiga kecamatan sudah mulai mengering. “Tiga sungai, yakni Sungai Cibeet, Cipamingkis, dan Cihole untuk pasokan air irigasi di sana mulai menyusut,” kata Siti. Berdasarkan perkiraan BMKG, puncak kemarau akan terjadi pada September.
Untuk mengantisipasi kerugian yang lebih besar, pihak Dinas Pertanian sudah mendistribusikan 20 pompa air berukuran besar untuk menyedot air dari sungai dan situ atau embung.
“Untuk tahun sekarang persediaan dan pasokan air cepat menipis dan ketinggian air sungai pun cepat surut. Padahal, puncak musim kemarau masih lama,“ kata dia.
Menurut Siti, jika ribuan sawah di wilayah tersebut mengering, produksi padi akan menurun. Pasalnya, ketiga kecamatan tersebut merupakan salah satu lumbung padi untuk Kabupaten Bogor. “Tahun ini satu hektar sawah ditargetkan mencapai produktivitas sebanyak 6,6 ton. Namun jika sawah-sawah ini mengalami gagal panen, maka target itu tidak akan tercapai,” kata dia.
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Koesparmanto mengatakan saat ini 17 kecamatan di Kabupaten Bogor sudah dilanda kekeringan. Namun baru sepuluh kecamatan yang sudah meminta bantuan untuk pasokan air bersih.
“Sudah ada 17 kecamatan yang mulai mengalami kekeringan dan memang semuanya merupakan kecamatan yang masuk dalam zona merah rawan kekeringan, “ kata dia.
M SIDIK PERMANA