TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi DPR Pertahanan Mahfudz Siddiq tak mempermasalahkan penggunaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) tua. Syaratnya, selama perawatan dan pemeliharaan alutsista sesuai standar dan syarat.
"Tak apa-apa yang penting audit kelayakan dan perawatan memenuhi. Itulah yang akan kami tanyakan ke Panglima TNI," kata Mahfudz Siddiq, yang juga politikus Partai Keadilan Sejahtera, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat, 3 Juli 2015.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Panglima TNI mendatang memperbarui alutsista TNI. Menurut Presiden, kecelakaan pesawat Hercules C-130 dengan nomor penerbangan A-1310 di Medan, Selasa, 30 Juni 2015, menjadi momentum untuk perubahan.
Panglima TNI terpilih, Jenderal Gatot Nurmantyo, berjanji bakal memperbarui alat utama sistem persenjataan. "Pembelian alutsista baru dan optimalisasi alutsista lama melalui retrofitting dan repowering," kata Gatot dalam uji kelayakan dan kepatutan di DPR kemarin.
Ia mengakui TNI tak bisa membeli seluruh alutsista baru karena keterbatasan anggaran. "Bukan berarti alutsista tidak dipakai. Yang penting layak terbang atau tidak. Nanti pengadaan alat baru secara bertahap," kata Gatot.
Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR, Hanafi Rais, sepakat agar TNI mengaudit permesinan seluruh alutsista. "Lakukan pengetatan pemeliharaan. Toh, buktinya ada beberapa alat kondisinya bagus di negara asalnya," kata Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional.
PUTRI ADITYOWATI