TEMPO.CO, Kota Kinabalu – Sejumlah 50 guru Indonesia yang mengajar di Community Learning Center (CLC) di Sabah mengikuti ujian Universitas Terbuka (UT) untuk pertama kalinya di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), Ahad, 21 Juni 2015.
Ke-50 guru itu adalah mahasiswa Fakultas Pendidikan Guru SD (PGSD) angkatan pertama yang diberikan beasiswa oleh pemerintah Indonesia.
"Dengan belajar yang cukup, tidak panik, dan bersemangat maka saudara-saudara dapat melewati ujian dengan sukses. Jawablah dengan baik berdasar hasil yang didapat selama tutorial, insya Allah saudara-saudara akan lulus," kata Konsul Jenderal Indonesia Kota Kinabalu Akhmad D.H. Irfan dalam arahan sebelum ujian seperti disampaikan dalam rilis yang diterima Tempo.
Daud Siampe Biantong, salah seorang guru peserta ujian, mengaku gembira bisa mengikuti ujian.
"Sejak dari kampung di Sulawesi Selatan, saya memang ingin merubah nasib,” kata Daud sambil berterima kasih kepada pemerintah yang memberikan beasiswa.
Dia menyatakan istri dan tiga anaknya pasti bangga melihat dia mengenakan jaket UT. “Saya bayangkan betapa lebih bangganya mereka apabila menyaksikan saya diwisuda sebagai sarjana nantinya. Semoga yang kami harapkan dipermudah oleh Tuhan," kata Daud dengan mata berkaca-kaca.
Daud adalah guru CLC SD di Sandakan. Profesi sebenarnya adalah petani sayuran yang memang banyak dilakukan oleh WNI di wilayah yang mirip dengan kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat itu. Daud datang ke Sabah pada tahun 1990-an bersama istri dan ketiga anaknya.
Universitas Terbuka cabang Kota Kinabalu diresmikan Dubes RI Kuala Lumpur Herman Prayitno dan Rektor UT pada 6 April 2014. Pada tahap awal telah terdaftar 53 orang mahasiswa di Sabah, 24 orang di Tawau.
Semua mahasiswa adalah para guru Indonesia yang mengajar di CLC di seluruh Sabah dan Tawau. Pemerintah Indonesia, melalui Kemendiknas dan UT memberikan beasiswa penuh kepada mereka.
NATALIA SANTI