TEMPO.CO, Slawi - Kepolisian Resor Tegal, Jawa Tengah, menangkap kawanan perampok yang diduga telah menyiapkan rencana serangkaian aksi kejahatan selama Ramadan di wilayah Tegal dan sekitarnya. “Ada empat pelaku, dua warga Medan dan dua warga Aceh,” kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Tegal, Ajun Komisaris Juli Monasoni, Ahad, 21 Juni 2015.
Empat pelaku itu adalah Roni Sahputra, Andre alias Jreng, Ali Imran alias Randy, dan Paisal Hamdi alias Regar. Usia mereka berkisar 30 - 40 tahun. Beberapa hari sebelum Ramadan, Juli mengatakan, keempat perampok itu menyatroni rumah seorang warga Desa Pandawa, Kecamatan Lebaksiu, Tegal. “Mereka membawa golok untuk mengancam korbannya,” kata Juli.
Cara mereka merampok juga terbilang nekat, yakni mendatangi rumah korban saat dini hari dan langsung menjebol pintu belakang dengan linggis. Bedanya dengan maling kelas teri, para perampok itu tidak perlu berjingkat-jingkat atau berbisik agar si empunya rumah tidak terbangun. Justru sebaliknya, mereka langsung menyerbu dan mendobrak pintu kamar tidur korban. “Di bawah ancaman golok, para penghuni rumah tidak berkutik saat disuruh tengkurap, diikat, dan disumpal mulutnya dengan kain,” kata Juli.
Setelah melumpuhkan korban, kawanan itu baru mulai menggasak uang tunai, perhiasan, dan barang-barang elektronik. Kerugian korban ditaksir mencapai belasan juta rupiah.
Berbekal keterangan korban ihwal logat bahasa dan ciri fisik perampok serta kesaksian sejumlah warga tentang mobil yang digunakan kawanan itu, polisi melakukan pengejaran. “Mereka langsung kabur ke Jakarta dan berpencar,” kata Juli yang mengerahkan sejumlah anggotanya ke Jakarta untuk menangkap perampok itu satu per satu. Menurut Juli, kawanan perampok itu adalah “pemain lama” yang sudah sering beraksi di sejumlah daerah. “Kami mengimbau warga Tegal dan sekitarnya agar mewaspadai tingginya kriminalitas selama Ramadan.”
Hal senada disampaikan Kepala Polres Brebes, Ajun Komisaris Besar Haryo Sugihartono. Haryo mengatakan, tingginya kebutuhan ekonomi menjelang Lebaran bisa mendorong orang berbuat jahat. “Sebulan lalu, saya mengundang para pedagang perhiasan untuk mensosialisasikan tingginya kriminalitas selama Ramadan,” kata Haryo.
Haryo mengingatkan para pedagang perhiasan segera memasang kamera CCTV di tokonya dan membuat teralis besi pada etalasenya. Tapi, peringatan itu tak digubris sebagian pedagang. Akibatnya, Selasa siang pekan lalu, enam perampok bersenjata api dengan mudah mengangkut lima nampan perhiasan emas dari toko emas Jaya Putra di Pasar Banjaratma, Kecamatan Bulakamba. Keenam perampok itu dibekuk di wilayah Baturraden, Purwokerto, keesokan harinya.
DINDA LEO LISTY