TEMPO.CO, Jember - Infrastruktur berupa pemecah ombak (breakwater) dan groin di Pantai Pancer dituding telah mencelakakan lebih dari seratus perahu nelayan di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur, hingga Juni 2015.
"Ada 129 perahu yang pecah dan lima nelayan meninggal gara-gara breakwater dalam lima bulan terakhir ini," ujar Ketua Forum Komunikasi Kelompok Usaha Bersama Nelayan Kecamatan Puger, Imam Fauzi, saat dihubungi, Senin, 15 Juni 2015.
Fauzi mengaku akan berangkat ke Surabaya dengan 50 nelayan Puger untuk mendatangi sejumlah instansi dan lembaga Pemerintah Provinsi Jawa Timur terkait dengan keberadaan infrastruktur itu. Beberapa instansi dan lembaga itu antara lain Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, DPRD Provinsi Jawa Timur, Balai Besar Sungai Brantas, dan kantor Gubernur Jawa Timur.
Nelayan, ucap Fauzi, perlu solusi jangka pendek dari pemerintah ihwal infrastruktur yang lebih banyak merugikan nelayan ini. "Pada intinya, kami akan menyampaikan aspirasi kami ihwal keberadaan breakwater serta groin di Pantai Pancer," tutur Fauzi.
Fauzi mengatakan pihaknya sudah berkirim surat ke sejumlah lembaga dan instansi yang akan didatangi itu. "Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Timur sudah siap," ucapnya. Menurut dia, keputusan mendatangi instansi di tingkat provinsi lantaran aspirasi mereka dinilai tak terserap di Jember.
Aksi yang digelar di DPRD Jember serta kantor Bupati Jember tidak menghasilkan keputusan apa pun terkait dengan keberadaan breakwater dan groin ini. Fauzi berujar, pihaknya pada Senin pagi ini juga sudah menyampaikan aspirasi ke kantor Pelabuhan Puger terkait dengan keberadaan breakwater dan groin. "Jawaban dari pelabuhan sama saja: akan disampaikan kepada atasannya," tutur Fauzi.
DAVID PRIYASIDHARTA