TEMPO.CO, Padang - Gempa berkekuatan 5,1 Skala Richter menggetarkan beberapa daerah di Sumatera Barat, Sabtu, 13 Juni 2015, pukul 02.54 WIB. Gempa ini dirasakan di Kota Padang dan Kabupaten Solok Selatan.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Padang Panjang menyebut gempa terjadi di koordinat 1,51 Lintang Selatan (LS) dan 101,09 Bujur Timur (BT). Lokasi tepatnya 22 kilometer barat daya Solok Selatan. "Kedalamannya 10 kilometer. Ini gempa darat," ujar Staf Observasi Gempa Bumi Stasiun Geofisika, BMKG Padang Panjang, Fitri, Sabtu, 13 Juni 2015.
Menurut Fitri, gempa ini dirasakan di Kota Padang dengan MMI I hingga II dan Muara Labuh, Solok Selatan, dengan II hingga III MMI.
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Sumatera Barat Ade Edward mengatakan gempa ini terjadi di segmen Suliti, patahan Sumatera, serta dikenal dengan gempa Muara Labuah. "Gempa besar di segmen ini terakhir terjadi sekitar tahun 1943 dengan magnitude di atas 7 SR," ujar Ade.
Menurut Ade, ujung utara segmen ini berada di Danau di Atas dan Danau di Bawah dengan lebar zona 4 kilometer. Potensi kuat gempa maksimum pada segmen ini sekitar 7,4 SR.
Jalur segmen Suliti ini meliputi dari Alahan Panjang, Surian, Muara Labuh, dan Gunung Kerinci. Panjangnya sekitar 90 kilometer.
Kata Ade, sudah ada beberapa segmen gempa patahan Sumatera di Sumatera Barat yang melepaskan energinya, yaitu di segmen Sianok dan Sumani pada 2007.
Namun segmen Suliti dan beberapa segmen lainnya, seperti segmen Sumpur, Barumun, dan Ankola di daerah Pasaman belum melepaskan energi gempanya. "Berdasarkan kajian dan sejarah kegempaannya, kedua wilayah ini, Pasaman dan Solok Selatan, sudah memasuki periode ulangannya," ujarnya.
Ade mengatakan yang harus segera dilakukan adalah mitigasi bencana agar mengurangi risiko bencana. "Ini sudah harus dimulai sejak dini dan berkelanjutan," ujarnya.
ANDRI EL FARUQI