TEMPO.CO, Jayapura - PT. Freeport Indonesia (Freeport) membangun tempat ibadah masjid dan gereja untuk para penambangnya di bawah tanah di Tembagapura, Mimika, Papua. Dua tempat ibadah itu dibangun benar-benar di perut bumi karena berada 1.600 meter dari permukaan tanah. "Keduanya menjadi tempat beribadah pertama yang dibangun di bawah tanah," kata General Manager Freeport, Nur Hadi Sabirin, Kamis, 11 Juni 2015.
Sabirin mengatakan, kedua tempat ibadah telah diresmikan penggunaannya oleh Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G. Siahaan pada Rabu, 10 Juni 2015. "Pembangunan gereja yang bersebelahan dengan mesjid merupakan refleksi yang menunjukkan suatu kebersamaan antar karyawan dalam mencari kehidupan, melakukan aktivitas sosial dan kerukunan antar umat beragama di tambang bawah tanah," ujar Sabirin.
Untuk gereja, kata Sabirin, diberi nama Oikumene Soteria yang berarti keselamatan. Sementara itu untuk mesjid diberi nama Baitul Munawar yang artinya pintu tempat cahaya. Total kapasitasnya dalah 200 orang. "Manajemen mengharapkan agar tempat ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya," katanya.
Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G. Siahaan mengatakan, diresmikannya kedua tempat ibadah ini menunjukkan suatu peningkatan iman dan kerukunan hidup antar umat beragama di lingkungan perusahaan Freeport. Selain itu, menurut Fransen, bekerja dalam tambang bawah tanah bak hidup antara alam nyata dan maut.
"Sehingga dahulukan Tuhan sebelum bekerja, Tuhan hanya sejauh doa. Saya sangat mengpresiasi tinggi kepada karyawan Freeport yang telah mendirikan pembangunan rumah ibadah di bawah tanah yang pertama di Indonesia," katanya.
Baca Juga:
Senior VP Underground Operasion Freeport, Christopher Zimmer juga menyampaikan ucapan terimakasih. "Ini suatu kebanggaan bagi pekerja bawah tanah, untuk itu kita wajib mengucap syukur kepada Tuhan," katanya singkat.
CUNDING LEVI