TEMPO.CO, Surabaya - Belasan komodo di Kebun Binatang Surabaya kini memasuki musim kawin. "Hari ini kami berikan empat ekor kambing karena hewan ini makannya banyak waktu musim kawin," kata Pelaksana tugas Direktur Utama Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (KBS) Aschta Boestani Tajudin, Jumat, 5 Juni 2015.
Pakan itu disajikan dalam bentuk potongan-potongan daging dan bagian lain dari kambing, termasuk jeroan. Dokter hewan reptil KBS, Nurali Faisol, mengatakan pola aktivitas makan komodo di habitat alami adalah 12 kali dalam setahun atau akan melakukan perburuan mencari makan sebulan sekali.
Hewan ini, kata dia, selalu menjaga metabolisme dalam tubuh sehingga terdapat periode makan dan puasa untuk menjaga keseimbangan tubuhnya. “Komodo mempraktekkan gaya makan kanibalisme, yaitu komodo dewasa memakan komodo anakan dan remaja,” ujarnya.
Besaran pakan yang diberikan kepada komodo di KBS didasarkan pada kebutuhan dasar jumlah pakan, ketersediaan besaran gerak di dalam kandang, dan komposisi populasi dalam satu kelompok. Menurut Nurali, langkah itu dilakukan untuk menghindari kelebihan jumlah pakan dan keterbatasan perilaku normal yang bakal menyebabkan kelebihan berat badan atau obesitas, yang kerap ditemukan pada satwa-satwa di kebun binatang.
“Jadi pemberian makan itu ada hitungannya, menyesuaikan banyak hal, termasuk berat badan,” tuturnya.
Nurali menambahkan, komodo memiliki siklus yang berbeda-beda setiap tahun sehingga perilakunya akan menyesuaikan diri. Siklus pertama menjelang musim kawin. Siklus berikutnya, bulan Juni hingga Juli, adalah masa kawin betina dan jantan.
Selanjutnya, Agustus hingga September, masa bertelur betina, dengan inkubasi selama 7-8 bulan. “Sekarang musim kawin, dan sekitar bulan Maret 2016 telur menetas,” ucapnya.
MOHAMMAD SYARRAFAH