TEMPO.CO, Makassar - Nasaruddin alias Nasar, 20 tahun, warga Dusun Lappa, Desa Saotanre, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, tewas dibacok tak jauh dari rumahnya, Selasa, 2 Juni, 2015.
Nasar dibunuh oleh Taufik, 41 tahun, warga Dusun Haru, Desa Saotanre. Pembunuhan itu diduga sebagai buntut pemilihan kepala desa (pilkades) di Saotanre beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Juru bicara Kepolisian Resor Sinjai, Inspektur Satu Dhoel Hidayat, mengatakan dugaan pembunuhan berkaitan dengan pilkades itu diambil berdasarkan keterangan tersangka.
Taufik mengaku kesal dengan korban yang mengejeknya lantaran jagoannya kalah dalam pemilihan kepala desa. "Sementara seperti itu motifnya," kata Hidayat, Selasa, 2 Juni 2015.
Hidayat mengatakan pihaknya masih mendalami keterangan tersangka dan akan segera memeriksa saksi-saksi. Pihaknya juga akan mencari tahu perkara awal yang membuat Taufik menaruh dendam terhadap Nasaruddin. Ada dugaan pembunuhan itu sudah direncanakan.
Dalam pilkades Saotanre, Nasaruddin merupakan pendukung kandidat nomor 1, Sulaeman, yang tampil sebagai pemenang. Sulaeman mengalahkan pilihan Taufik, yakni calon nomor 2, Manuntungi.
Setelah pilkades usai, Taufik menaruh dendam ke beberapa orang, termasuk Nasaruddin, yang kerap mengejeknya lantaran calon andalannya kalah.
Adapun peristiwa nahas yang menimpa Nasarudding bermula saat dia bertemu dengan Taufik di Desa Saotanre, Senin, 1 Juni 2015. Kala itu korban menyapa tersangka dengan cara mengangkat telunjuknya, seolah-olah menunjuk nomor 1. Hal itu membuat Taufik malu dan tersinggung mengingat dia adalah pendukung fanatik calon nomor 2 dalam pilkades.
Keesokan harinya, Taufik yang gelap mata langsung menuju kampung korban. Ia ingin menyambangi rumah Nasaruddin dan membuat perhitungan. Belum sampai ke tempat tujuan, tersangka berpapasan dengan korban di jalan. Tanpa basa-basi, Taufik langsung membacok Nasaruddin dengan menggunakan sebilah parang.
"Korban tewas di tempat dengan luka pada bagian leher dan lengan," tutur Hidayat. Setelah melancarkan tindakan brutalnya itu, Taufik mengamankan diri di rumah Kepala Dusun Haru, Ismail. Kepolisian yang mengetahui kabar pembunuhan itu langsung menjemput Taufik untuk memintanya mempertanggungjawabkan perbuatannya.
TRI YARI KURNIAWAN