TEMPO.CO, Surabaya-Polisi masih menyelidiki kasus pengeroyokan yang menewaskan disc jockey Club Emperor, Aditya Artha, di Jalan Ngagel, Surabaya, Selasa subuh, 2 Juni 2015. (Baca berita sebelumnya: Pulang Kerja, Disc Jockey Tewas Dikeroyok Geng Motor)
Menurut Kepala Kepolisian Sektor Wonokromo Komisaris Arief Kristanto polisi masih mengusut kejadian tersebut. "Masih diselidiki oleh polisi bagaimana korban meninggal," kata Arief saat dihubungi Tempo, Selasa, 2 Juni 2015.
Menurut Arief polisi belum memastikan apakah tewasnya Aditya akibat pukulan benda tumpul atau karena tikaman senjata tajam. Menurut dia pihaknya masih menunggu hasil visum Rumah Sakit Umum Daerah dr Soetomo, termasuk kemungkinan korban sedang mabuk atau tidak.
Polisi juga masih mengumpulkan keterangan saksi yang saat peristiwa berlangsung sedang berada di tempat kejadian perkara. Keterangan saksi diperlukan untuk menggambarkan bagaimana peristiwa itu terjadi sehingga menyebabkan korban meninggal dunia. "Karena memang kejadiannya sangat cepat, jadi kami masih memeriksa beberapa saksi," kata Arief.
Kronologi kejadian itu, kata Arief, berawal saat Aditya yang mengendarai Suzuki X-Over bernomor polisi W-1233-RG melintas di Jalan Ngagel Jaya Selatan pada pukul pukul 03.45 WIB. Tiba-tiba mobil Aditya disenggol oleh sepeda motor yang tengah balapan liar.
Tak terima mobilnya disenggol, Aditya kemudian mengejar sepeda motor tersebut. Saat berhasil menyusul, Aditya langsung memotong laju sepeda motor itu hingga pengendaranya terjatuh.
Melihat temannya terjatuh, kelompok geng motor itu lalu mengejar Aditya hingga ke perlintasan rel kereta api Jalan Ngagel. Karena dikendarai dengan kecepatan tinggi, saat melintas di atas rel tersebut mobil Aditya menabrak pohon.
Diduga korban kemudian dikeroyok oleh sekelompok pemuda yang mengejarnya tadi hingga tak sadarkan diri. Polisi menemukan tubuh Aditya dalam kondisi tak bernyawa di belakang kemudi. Sekitar pukul 14.00 jenazah Aditya dimakamkan di Desa Sawotratap, Kecamatan Gedangan Sidoarjo.
EDWIN FAJERIAL