TEMPO.CO, Jakarta - Dari luar, gedung Yarnati di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, terlihat seperti gedung perkantoran pada umumnya. Kala dikunjungi pada Senin petang, 25 Mei 2015, gedung dengan sekitar sembilan lantai itu sudah sepi. Meski demikian, gedung ini menyimpan banyak cerita, terutama bagi ratusan orang peraih gelar doktor dari universitas bernama mentereng: University of Berkley Michigan, Amerika.
Ada sebuah banner di depan gedung bertuliskan Lembaga Manajemen Internasional Indonesia. Kampus Berkley menumpang di kantor LMII yang berada di lantai dua gedung. Kampus itu bertetangga dengan banyak kantor notaris.
Seorang petugas keamanan gedung, Sabarudin, yang ditemui Tempo mengatakan tak banyak aktivitas terlihat di kantor LMII. "Sehari paling hanya dua-tiga orang yang datang," ujarnya.
Menurut Sabarudin, kantor LMII mulai beroperasi di gedung Yarnati sejak dua tahun terakhir.
Rektor Universitas Berkley Jakarta Liartha S. Kembaren membenarkan memang tak banyak aktivitas belajar-mengajar di kampus itu. "Sistem belajarnya lewat Internet, sehingga bisa dilakukan jarak jauh tanpa perlu datang ke kampus," kata Liartha saat dihubungi.
Liartha mengaku biasa ngantor mulai pukul 10.00-17.00 setiap hari. Di kantor, dia hanya dibantu oleh seorang pegawai tata usaha.
Walau begitu, dia tak bersedia menjelaskan secara detail duduk perkara kasus yang sedang membelit kampusnya melalui telepon. "Datang saja besok jam 10 pagi, saya perlihatkan semua bukti," ujar dia dengan logat Batak yang kental.
Kampus ini mendapat sorotan setelah Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir melakukan inspeksi mendadak pekan lalu. Nasir menyebut ijazah yang dikeluarkan Universitas Berkley Jakarta palsu. Kementerian berencana menutup kampus tersebut.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA