TEMPO.CO, Kudus - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberi pesan kepada guru di sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kudus, Jawa Tengah. Dalam pesannya Risma mengatakan bahwa menjadi seorang guru harus banyak bersabar. "Guru itu profesi mulia, maka harus banyak bersabar karena jaminannya surga," ujar dia dalam seminar di MTsN Kudus, Kamis, 23 April 2015.
Risma menambahkan ada dua profesi yang sangat luar biasa dan dapat memberikan perubahan besar bagi lingkungan. Yakni, guru dan pekerja di puskesmas. Bagi dia, menjadi seorang guru adalah sebuah anugerah dari Tuhan.
"Saya ini apa, hanya seorang wali kota. Apa yang saya lakukan tidak memberikan dampak sebesar apa yang telah dilakukan oleh seorang pendidik," kata Risma.
Menurut Risma, keberhasilan dan kebahagian tidak diukur dari berapa besar gaji yang di dapat, melainkan perubahan apa yang dapat dilakukan sehingga berdampak pada kebaikan. "Saya sendiri menyadari bekerja menjadi pendidik itu beratnya luar biasa. Bahkan nyawa yang jadi taruhannya," ujarnya.
Risma mengaku mengalami hal itu saat melakukan razia klub-klub malam di Surabaya untuk mencari siswa sekolah yang sedang berpesta. Saat melakukan razia, tak sedikit orang yang ingin memukulnya karena mereka berada di bawah pengaruh minuman beralkohol. Dan tak sedikit juga penolakan yang didapat Risma dari pihak keamanan klub saat melakukan razia.
Dari situlah Risma lebih menyadari betapa sangat pentingnya peran seorang pendidik dalam sebuah masyarakat. Ini agar masalah-masalah sosial yang ditimbulkan dapat diminimalisir. Ia percaya bila guru mendidik muridnya untuk menyelamatkan masa depan anak didik, maka Allah juga akan memberi balasan dengan menjaga anak-anak pendidik itu.
Dengan begitu maka akan timbul rasa penghargaan antar sesama, sehingga akan menciptakan ruang bagi perkembangan positif pada anak. "Ini tugas kita bersama, tak hanya guru. Wartawan pun juga punya andil yang sama besar untuk mengedukasi pembacanya," kata Risma.
FARAH FUADONA