TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Penanganan Kasus Lembaga Bantuan Hukum Jakarta Muhammad Isnur mengecam pelantikan Komisaris Jenderal Budi Gunawan menjadi Wakil Kepala Kepolisian RI. Isnur beranggapan, penunjukan itu membuktikan lemahnya kepemimpinan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. "Badrodin seharusnya bisa menggunakan power-nya untuk tidak memilih Budi," kata Isnur di kantornya, Rabu, 22 April 2015. (Baca: Badrodin: Tak Ada Matahari Kembar, Saya Pegang Komando)
Meski Badrodin adalah Kapolri, Isnur memperkirakan Budi lebih dominan dalam pengambilan keputusan. Apalagi anak buah Budi diangkat menduduki posisi strategis. Misalnya, Budi Waseso yang menjabat Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Viktor Edison Simanjuntak sebagai Direktur Tindak Pidana Khusus, dan Anton Charliyan yang menjadi Kepala Divisi Humas. "Saya khawatir Badrodin hanya simbol. Secara de facto, Budi Gunawan-lah Kapolri-nya." (Baca pula: Jusuf Kalla Restui Budi Gunawan Jadi Wakapolri)
Badrodin siang tadi melantik Budi sebagai Wakapolri dalam acara yang tertutup bagi jurnalis. Pelantikan tersebut terkesan dilakukan diam-diam dan tak boleh diliput media. Budi Gunawan sebelumnya telah dicalonkan sebagai Kapolri serta lulus dalam uji kelayakan dan kepatutan di DPR. Tapi pencalonannya dibatalkan karena menyandang status tersangka korupsi di KPK. Belakangan, penetapan tersangka itu dibatalkan hakim Sarpin Rizaldi di sidang gugatan praperadilan.
Pelantikan Budi berlangsung sangat singkat, yakni tak lebih dari 30 menit. Alasannya, agenda Kapolri sangat padat, sehingga pelantikan harus dipercepat. Prosesi pelantikan antara lain pelaporan, penyumpahan, serta amanat. Tak ada sambutan dari Badrodin ataupun Budi Gunawan. "Ruangannya sempit. Saya sampai disisipkan. Kami berimpitan," kata komisioner Komisi Kepolisian Nasional, M. Nasser, Rabu, 22 April 2015.
Bahkan kesederhanaan pelantikan itu juga terlihat dari tak adanya konsumsi makan siang. "Enggak ada makan, saya lapar," ujar Nasser. Meski demikian, Nasser berharap Budi dan Badrodin dapat saling melengkapi tugas di Polri. Dia pun optimistis tidak akan ada matahari kembar dalam tubuh Polri. "Tidak mungkin. Kan, yang satu bintang tiga, satunya bintang empat," ucapnya.
Badrodin Haiti menegaskan tak ada dualisme kepemimpinan di tubuh Polri. Dia memastikan tak ada perpecahan dengan memilih Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Wakapolri. "Saya Kapolri. Saya pegang komando. Semua ikut perintah saya," tuturnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu, 22 April 2015, sebelum acara pelantikan Budi.
Badrodin mengatakan semua anak buahnya harus mengikuti komando jenderal. Walaupun publik menganggap Komisaris Jenderal Budi Waseso dan sejumlah petinggi Polri lain adalah kolega dekat Budi, komando tertinggi tetap dipegang Kapolri. "Tidak ada matahari kembar itu. Semua ikut perintah saya," ucapnya.
Proses pemilihan Budi sebagai Wakapolri telah melalui rapat Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi yang digelar Selasa lalu. "Awalnya, tanggal 17 sudah sidang. Tapi anggota Wanjakti belum bisa hadir secara keseluruhan. Ada yang ke Bali, Selandia baru, ada yang ke Singapura. Jadi, Selasa kemarin, sidang lagi dengan lengkap dan ambil keputusan ini," tutur Badrodin.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA | INDRI MAULIDAR