TEMPO.CO, Bandung - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Komisaris Jenderal Badrodin Haiti mengatakan ada beberapa kelompok yang harus diwaspadai terkait dengan aksi unjuk rasa menjelang acara puncak peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika di Bandung. Badrodin menyebutkan kelompok Papua, Maluku, dan eks Timor Timur bisa saja bersikeras berunjuk rasa meski dilarang.
“Unjuk rasa bisa saja dilakukan elemen tertentu, baik dari dalam maupun luar negeri,” ucap Badrodin setelah melakukan cek keamanan persiapan KAA di Gedung Merdeka, Bandung, Selasa, 21 April 2015.
Badrodin melarang unjuk rasa saat acara puncak KAA di Bandung pada 24 April 2015. Pelarangan tersebut sebagai bentuk kewaspadaan terhadap pihak-pihak yang memiliki kepentingan lain yang akan merusak acara.
Badrodin mengaku pihaknya sudah melakukan antisipasi dengan tidak memberikan izin kepada pihak yang bersikeras mengadakan unjuk rasa.
Selain antisipasi unjuk rasa, tutur Badrodin, pihak Polri sudah mengantisipasi ancaman lain berupa terorisme. Untuk itu, Polri telah mengantisipasi dengan melakukan pendeteksian dan meminta bantuan unit-unit terkait, seperti Detasemen Khusus 88, untuk memperkuat polisi.
“Sudah kita pantau ancaman. Sampai sekarang ancaman teror belum ada tanda-tanda. Tapi tetap kita monitor pergerakannya,” kata Badrodin.
Pagi tadi, Selasa, 21 April 2015, Badrodin didampingi Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Inspektur Jenderal Mochamad Irianto mengecek kesiapan keamanan. Mereka meninjau setiap gedung yang akan disinggahi para delegasi negara peserta KAA di Kota Bandung, dari Hotel Savoy Homann, Gedung Merdeka, hingga Mesjid Agung Bandung.
Sementara itu, Polda Jabar akan menurunkan 4.000 lebih personel dan 33 penembak jitu untuk mengamankan jalannya perayaan puncak peringatan KAA di Kota Bandung.
IQBAL T. LAZUARDI S.