TEMPO.CO, Kupang - Syarif, salah satu anggota teroris jaringan Santoso, dikirim ke Jakarta dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Ahad, 19 April 2015. "Hari ini tersangka dibawa ke Jakarta," kata Kepala Bidang Humas Polda NTT Ajun Komisaris Besar Agus Santosa ketika dihubungi Tempo hari ini.
Syarif ditangkap Sabtu petang, 18 April 2015, sekitar pukul 16.25 Wita, oleh tim Densus 88 di Desa Ranggawatu, Kecamatan Sanonggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. "Dia (Syarif) merupakan salah satu jaringan teroris yang menembak polisi di Bima, Nusa Tenggara Barat," kata Agus.
Syarif diduga sebagai pelaku penembakan Kapolsek Ambalawi Bima, Nusa Tenggara Barat, Iptu Abdul Salam, pada 18 Agustus 2014. Sebelum ditangkap, menurut dia, tim Densus 88 dibantu anggota Polres Manggarai Barat melakukan pengejaran terhadap Syarif ke Kampung Tua, Desa Jengok, Kecamatan Sanonggoang, dan selanjutnya melakukan penyisiran ke Kampung Toe.
Sekitar pukul 06.00 Wita, tim Densus 88 tiba di Kampung Pola dan berkoordinasi untuk menangkap pelaku di Kampung Toe. Namun pelaku tidak ditemukan. Tim kemudian melakukan penyisiran hingga pukul 15.00 Wita ke arah Desa Bambor.
Di situ diperoleh informasi bahwa pelaku menaiki bus menuju Kota Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat. Tim pun melakukan pengejaran dan berhasil mencegat bus yang ditumpangi pelaku. Pelaku lalu ditangkap dan diamankan di Mapolres Manggarai Barat.
Syarif merupakan eksekutor Kapolsek Ambalawi ketika melakukan perjalanan di Wera, Ambalawi, Bima. Syarif adalah warga asal Bima yang diketahui menikah dengan perempuan Labuan Bajo.
YOHANES SEO