TEMPO.CO, Surabaya-Bos Trans Corp Chairul Tanjung dikukuhkan menjadi guru besar bidang kewirausahaan oleh Universitas Airlangga, Surabaya, Sabtu, 18 April 2015. Chairul menjadi guru besar Unair ke-438 Unair dan guru besar ke-146 Unair setelah berbadan hukum.
Sidang pengukuhan yang dilaksanakan di ruang Garuda Mukti, Gedung Rektorat, kampus C Unair, hari ini itu dihadiri Presiden dan Wakil Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono.
Selain jajaran civitas akademika Unair, sejumlah menteri Kabinet Kerja juga hadir. Di antaranya Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir, serta Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan.
Pejabat negara lain yang turut datang ialah Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR Setya Novanto, Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Wakil Gubernur Saifullah Yusuf, serta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini turut hadir.
Pengusaha yang akrab disapa CT ini menyampaikan pidatonya berjudul CT-Preneurship: Perpaduan Pragmatisme, Idealisme, dan Tata Nilai Indonesia. Chairul menekankan prinsip bahwa kewirausahaan ialah perpaduan antara ketiganya. "Sifat bisnis itu pragmatis, karena tujuannya mencari keuntungan dan manfaat. Namun hal itu harus diimbangi dengan idealisme," kata dia.
Selama ini, ujarnya, orang-orang masih berpendapat bahwa idealisme dan pragmatisme ibarat minyak dan air. Padahal, keduanya bisa disatukan. "Bisnis harus memberi manfaat untuk masyarakat, bangsa, dan negara. Makin banyak usaha yang dibangun, makin banyak lapangan pekerjaan, negara mendapat pajak lebih besar. Kalau usahanya berkembang, pasti berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan memajukan negara," katanya.
Ia lalu memperkenalkan CT Way yang terdiri dari 10 poin. Yakni memulai usaha dengan niat baik; baca dan tangkap peluang yang ada. Jika tidak ada, ciptakan peluang; uang bukan modal utama; buy the future with the present value; jadikan kegagalan sahabat baik; kerja keras, pantang menyerah, detail, tidak kompromi terhadap hasil akhir, dispilin, dan perfectionis; intuisi adalah sesuatu yang rasional; ambil keputusan, cari solusi, bukan masalah; pragmatisme dan idealisme bukan minyak dan air dan cari keberkahan Tuhan.
CT pun menegaskan, bahwa menjadi pengusaha itu painful. Jatuh bangun dan gagal adalah hal yang biasa. "Kalau kata lagu, sakitnya tuh di sini," ujarnya diiringi gelak tawa para undangan.
ARTIKA RACHMI FARMITA