TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan, Dadang Sudiyarto membenarkan nama akun yang terdaftar di Google Drive yang membocorkan soal Ujian Nasional di dunia maya. "Nama akunnya Jafar Azhar," kata Dadang di kantor Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah di Jakarta, Jumat 17 April 2015.
Meski sudah mengetahui nama akun pembocor soal ujian nasional, Dadang belum bisa memastikan apakah pemilik akun itu adalah orang yang bernama Jafar Azhar atau hanya nama akun semata. "Kami masih menunggu informasi dari Bareskrim," katanya.
Sumber Tempo di Kementerian Pendidikan memberikan data nama akun dan file dokumen soal ujian nasional yang diunggah secara ilegal ke akun Google Drive. Di situ tertera nama Jafar Azhar sebagai pemodifikasi pada akun Google Drive.
"Namanya Jafar, tapi tidak tahu nama aslinya siapa," kata sumber itu. Jafar, menurut dia, bisa jadi nama samaran atau nama asli dari seorang pegawai di percetakan. Di dalam data itu juga tertera 30 file soal dan jawaban ujian nasional dalam format pdf dan rar.
Soal ujian nasional yang tercantum di dalamnya diantaranya isi SMA IPA Matematika, SMA MA IPA Biologi, Isi SMA IPA Bahasa Inggris, Isi SMA MA IPA Bahasa Indonesia, SMA MA IPA Fisika, dan SMA MA IPA Kimia. Sejumlah nama yang tertulis sebagai pembuat file tersebut antara lain Dewi Lestari, Mulyadi, dan Hendrawan.
Seperti diketahui, ujian nasional tingkat SMA dan sederajat untuk tes berbasis kertas sudah selesai pada Rabu 15 April 2015. Dalam pelaksanannya, diketahui ada kecurangan yang terjadi.
Ada oknum yang membocorkan soal Ujian Nasional di dunia maya. Oknum itu mengunggah 30 dari 11.730 paket soal melalui Google Drive. Pengunggah soal itu itu diduga berada di Percetakan Negara Republik Indonesia. Polisi telah menggeledah kantor percetakan tersebut pada Rabu, 15 April 2015.
Dalam pernyataan tertulis, Percetakan Negara bekerjasama dengan tim kepolisian sejak pengambilan materi, serah-terima materi dan dalam proses pencetakan hingga pengiriman materi kepada user. "Terkait indikasi adanya kebocoran, kami bukan satu-satunya percetakan yang melaksanakan tugas negara ini," tulis Percetakan Negara. "Mohon azas praduga tak bersalah kita junjung tinggi."
MITRA TARIGAN