TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Rumah Tahanan Salemba, Jakarta Pusat, Gun Gun Gunawan, mengeluhkan berlebihnya penghuni di rutan tersebut. Gun menyebut penghuni rutan saat ini mencapai 3.771 orang.
"Rutan Salemba adalah yang terpadat di seluruh Indonesia," kata Gun, kala ditemui Tempo pada Jumat, 17 April 2015.
Padahal, ujar Gun, rutan tersebut harusnya hanya diisi oleh 864 tahanan. Jumlah tahanan yang ada empat kali melampaui kapasitas ideal sehingga Gun merasa kewalahan untuk mengawasi setiap orang.
Akibat kelebihan kapasitas, Gun bertutur penghuni rutan terpaksa harus tidur di tempat kosong mana pun yang tersedia. "Di selasar, di bawah tangga, bahkan pintu sel pun sudah tak bisa ditutup karena banyaknya penghuni."
Dari total 3.771 orang, jumlah tahanan adalah 3.014 orang, sementara sisanya adalah narapidana yang telah divonis hukuman tetap. Narapidana, kata Gun, harusnya dipindahkan ke lembaga pemasyarakatan untuk menjalani pembinaan. Namun, pemindahan sulit dilakukan karena ketiadaan anggaran dan LP pun sama-sama mengalami kelebihan kapasitas.
Setiap pekan, Gun selalu berupaya mengatur pemindahan narapidana ke LP lain, bahkan hingga ke Banten dan Bandung. "Tapi setiap kali ada yang dipindahkan, besoknya ada yang masuk lagi dengan jumlah berkali lipat," ucap Gun.
Gun berujar kelebihan kapasitas ini menjadi pangkal persoalan di rutan. Pekan lalu polisi membawa satu penghuni Rutan Salemba, Asiong, yang merupakan kaki tangan bos narkoba Freddy Budiman. Meski di dalam rutan, Asiong masih bisa berkomunikasi dengan jaringannya dan mengedarkan narkoba dengan handphone selundupan. Saat menangkap Asiong, polisi menyita tiga unit handphone.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA