TEMPO.CO, Kendari - Sebanyak puluhan siswa Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Silfikar Tabanggele di Kecamatan Abeli Sawah, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, gagal mengikuti ujian nasional tahun ini. Mereka diduga menjadi korban kebijakan kepala sekolahnya yang tetap merekrut siswa padahal sekolah sudah dianggap ditutup oleh yayasannya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Konawe Ridwan membenarkan ketidakikutsertaan satu sekolah swasta di Kecamatan Abeli Sawah tersebut. Dia menjelaskan, sekolah itu tak menyertakan 42 siswanya dalam UN sekalipun pihaknya telah menitipkan naskah soal di markas Kepolisian Sektor Sampara.
"Namun, hingga hari terakhir pelaksanaan ujian hari ini, penanggung jawab UN dari pihak sekolah tak kunjung datang mengambil soal tersebut," ujar Ridwan, Rabu, 15 April 2015.
Setelah mengutus tim ke lapangan, barulah Ridwan mendapati bahwa sekolah tersebut tidak memiliki kepala sekolah yang mau bertanggung jawab atas pelaksanaan ujian nasional untuk para siswanya. Bahkan, yang lebih mengejutkan, pemilik yayasan mengaku sekolah tidak lagi memiliki siswa dan tidak pernah melakukan tahapan untuk menghadapi UN.
Dari keterangan pemilik yayasan, ucap Ridwan, MAS Silfikar Tabanggele sudah ditutup dan kepala sekolah yang sebelumnya dijabat Hajar, pegawai Departemen Agama Konawe, sudah diberhentikan. Namun Hajar yang sudah diberhentikan itu ternyata masih mencari calon siswa. "Bahkan, dari keterangan pemilik yayasan, Hajar ini masih sering mengirim data siswa ke pusat, sehingga saat penyaluran naskah soal UN sekolah tersebut juga menerima," tutur Ridwan.
Parahnya lagi, sekolah swasta tersebut masih tercatat sebagai penerima dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah pusat. Selain itu, surat keterangan penutupan sekolah tersebut belum diterima oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Konawe. Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Departemen Agama Konawe.
ROSNIAWANTY FIKRI