TEMPO.CO, Lamongan - Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Mohammad Kamil, mengatakan, sepulang dari Turki, anak-anak Ririn Andriani dan Tiara Nurmayanti Marlekan—warga kampung Gowak, Kelurahan Belimbing, Kecamatan Paciran—masih labil. Mereka belum mau bermain dengan teman sebayanya. "Mungkin masih butuh ketenangan," ujar Kamil, Selasa, 7 April 2015.
Pemerintah Lamongan berupaya agar anak-anak yang baru pulang dari daerah yang tengah bergolak itu ceria kembali. Di antaranya dengan mengirim petugas untuk datang ke rumah keluarga Ririn dan Tiara di Gowak. Menurut Kamil, dalam pertemuan itu, petugas ditemui Fahrudin, kakak Ririn.
Sebanyak sepuluh warga Lamongan dipulangkan pemerintah Turki, delapan di antaranya anak-anak. Tujuh anak merupakan anak Ririn, satu anak merupakan buah hati Tiara. Ririn adalah istri Ahsanul Huda, yang diduga telah bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah.
Ketujuh anak Ririn itu adalah Agha Rustam Rohmatullah, Alya Nur Islami, Qorin Munadiyatul Haq, Ikrimah Waliyurrohman, Jauza Firdaus Nuzula, Nayla Syahidah, dan Abdurrahman Umarov. Baik Ririn maupun Tiara diduga hendak menyeberang ke Suriah untuk mencari Ahsanul Huda.
Namun upaya mereka kandas setelah ditangkap aparat keamanan Turki. Selanjutnya mereka dikembalikan ke Lamongan, Kamis, 2 April 2015.
Lurah Belimbing, Toha Mansyur, mengatakan keluarga Ririn masih menutup diri sejak pulang dari Turki. Toha menduga mereka masih menenangkan diri atas serangkaian peristiwa yang dialami. "Mereka masih tertutup," ujar Toha.
SUJATMIKO