Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mahasiswa Berdemonstrasi, Ungkap Buruknya Kinerja Wali Kota  

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Gerakan Masyarakat dan Mahasiswa Peduli Untuk Rakyat Tegal (Gempur) berunjuk rasa di Balai Kota Tegal, 7 April 2015. Mahasiswa mendesak Wali Kota Tegal, Siti Masitha Soeparno mundur dari jabatannya, karena dalam satu tahun kepemimpinannya belum terlihat adanya upaya memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. Tempo/DINDA LEO LISTY
Gerakan Masyarakat dan Mahasiswa Peduli Untuk Rakyat Tegal (Gempur) berunjuk rasa di Balai Kota Tegal, 7 April 2015. Mahasiswa mendesak Wali Kota Tegal, Siti Masitha Soeparno mundur dari jabatannya, karena dalam satu tahun kepemimpinannya belum terlihat adanya upaya memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. Tempo/DINDA LEO LISTY
Iklan

TEMPO.CO, Tegal - Gerakan Masyarakat dan Mahasiswa Peduli untuk Rakyat Tegal (Gempur) berunjuk rasa di Balai Kota Tegal pada Selasa, 7 April 2015. Aksi yang diikuti sekitar 30 mahasiswa itu menuntut Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno segera mundur dari jabatannya.

Sebab, dalam satu tahun kepemimpinan Siti, mahasiswa menilai belum tampak adanya upaya memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. Ada delapan isu yang diusung para mahasiswa sebagai dasar mendesak Siti lengser dari jabatan Wali Kota Tegal.

Namun sebagian poin itu hanya menyuarakan keresahan sebagian PNS selama bekerja di bawah pimpinan Siti Masitha. Pertama, ihwal penggantian pelaksana tugas Sekretaris Daerah sejak hari pertama Siti Masitha menjabat hingga sekarang.

Isu kedua yang diusung mahasiswa yakni sering terjadinya mutasi dan pengangkatan jabatan yang dinilai tidak sesuai dengan peraturan, di antaranya soal penempatan camat. Mahasiswa juga mengkritisi ihwal penilaian sasaran kinerja pegawai.

"Penilaian yang diberikan Wali Kota kepada sebagian pejabat eselon II, III, dan IV tidak sesuai dengan capaian yang sudah dilaporkan pada LPJ (laporan pertanggungjawaban) Wali Kota kepada DPRD. Hal itu dapat merendahkan kewibawaan para pejabat di mata bawahan dan masyarakat," tulis salah satu poin pada selebaran yang dibagikan mahasiswa.

Mahasiswa juga menuding Wali Kota pernah secara sewenang-wenang menjatuhkan sanksi kepada pejabat dan PNS. Mahasiswa juga menganggap Gerakan Sabtu Bersih tiap awal bulan memberatkan PNS karena musti ke kantor di luar jam kerja.

Disharmonisasi antara Siti dan Wakil Wali Kota Tegal Nursholeh, yang akhir-akhir ini menjadi sorotan media, juga tidak luput dari kecaman mahasiswa. Selain menyuarakan keresahan sebagian PNS, mahasiswa juga menyoroti ihwal pemecatan Dewan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang dianggap tanpa alasan jelas.

Satu-satunya poin yang membela kepentingan masyarakat hanya soal minimnya anggaran untuk pendidikan. Salah satu mahasiswa peserta aksi, Yuda Firmansyah, membantah jika unjuk rasa mahasiswa di Balai Kota Tegal itu diduga sebagai pesanan dari lawan politik Siti.

"Aksi ini bukan untuk menyuarakan aspirasi PNS," kata Yuda. Menurut Ketua Umum Komisariat Bung Karno Himpunan Mahasiswa Islam cabang Tegal itu, terjadinya pengabaian sejumlah prosedur di lingkungan Pemerintah Kota Tegal selama ini mengesankan ambisi Siti untuk melanggengkan kekuasaan.  "Tugas menyejahterakan rakyat justru disampingkan," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Koordinator Aksi Gempur, Andi Padli, tidak menyangkal jika sebagian besar isu yang diusung mahasiswa dalam aksinya cenderung menyuarakan keresahan sebagian PNS dan pejabat. "Masih banyak poin lain yang akan kami sampaikan. Tidak cukup kalau semuanya dituliskan dalam selebaran," kata Andi.

Andi mengatakan unjuk rasa di depan Balai Kota Tegal kali ini hanya sebagai awal dari serangkaian upaya memakzulkan Siti. "Besok Kamis kami akan berunjuk rasa di gedung DPRD Kota Tegal untuk menyuarakan aspirasi rakyat," ujar Andi.

Setelah bergantian berorasi selama 1,5 jam di luar gerbang Balai Kota Tegal, mahasiswa ditemui Wakil Wali Kota Nursholeh. Namun Nursholeh tidak bersedia menanggapi ihwal delapan poin yang diusung mahasiswa sebagai dasar untuk melengserkan Siti.  "Kalau soal itu bukan kewenangan saya untuk menjawabnya," kata Nursholeh.

Kepada mahasiswa, Nursholeh hanya menceritakan sebagian kronologi ihwal kemarahan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) di Pendopo Kabupaten Tegal pada Kamis pekan lalu.

Dalam Musrenbangwil itu, Ganjar menilai Pemerintah Kota Tegal tidak etis karena paparannya disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Imam Badrudin. Padahal, Nursholeh juga hadir dalam forum tersebut.

Belakangan diketahui bahwa Wali Kota Siti tidak mendelegasikan pemaparan Musrenbangwil kepada Nursholeh karena hubungan keduanya tidak harmonis. Melalui rilis dari Bagian Humas Setda Kota Tegal pada Jumat pekan lalu, Siti menyebut tindakan Ganjar inkonstitusional dan cenderung arogan.

Dalam rilis itu juga dinyatakan bahwa Siti berhalangan hadir dalam Musrenbangwil karena sedang ada pertemuan dengan Menteri Perhubungan di Jakarta. Nursholeh tidak membantah jika hubungannya dengan Siti tidak harmonis sejak awal pelantikan dan semakin memanas sejak tiga bulan lalu. "Saya berharap permasalahan ini segera selesai agar tidak mengganggu pelayanan terhadap masyarakat," kata Nursholeh.

DINDA LEO LISTY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

BEM SI Ungkap Kejanggalan Aksi Mahasiswa Dukung Gibran di Balai Kota Solo

51 hari lalu

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (tengah) saat di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa, 6 Februari 2024.TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
BEM SI Ungkap Kejanggalan Aksi Mahasiswa Dukung Gibran di Balai Kota Solo

Aksi di Balai Kota Solo tersebut juga langsung ditemui Gibran. Dia mengajak koordinator lapangan masuk ke ruang kantornya dan bertemu empat.


Ratusan Mahasiswa Datangi Balai Kota Solo, Dukung Gibran di Pilpres 2024

51 hari lalu

Wali Kota Solo yang juga Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka (kiri) menemui ratusan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi yang mengatasnamakan diri Aliansi Mahasiswa Solo Raya untuk Kepemimpinan Bermartabat (AMSR-UKB) mendatangi Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa, 6 Februari 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Ratusan Mahasiswa Datangi Balai Kota Solo, Dukung Gibran di Pilpres 2024

Tanpa berbasa-basi, Gibran langsung menandatangani selembar surat bertuliskan Paksa Integritas. Peserta aksi menciumi tangan Gibran.


5 Gerakan Mahasiswa Indonesia Terbesar Sepanjang Sejarah dan Pemicunya

52 hari lalu

Trisakti University students and police forces clash in May 1998 (Ministry of Defense of the Republic of Indonesia)
5 Gerakan Mahasiswa Indonesia Terbesar Sepanjang Sejarah dan Pemicunya

Gerakan mahasiswa muncul karena proses demokrasi dianggap tidak berjalan sebagai mana mestinya


Difitnah Drop Out Sampai IPK Jeblok, Ketua BEM UGM Buka Bukti Transkrip Nilai

21 Desember 2023

Ketua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor. Tempo/Pribadi Wicaksono
Difitnah Drop Out Sampai IPK Jeblok, Ketua BEM UGM Buka Bukti Transkrip Nilai

Aksi BEM UGM mengkritik Jokowi juga dianggap pesanan atau ditunggangi partai politik tertentu karena bersamaan momentun Pemilu 2024.


Dituding Anak Caleg, Ketua BEM UGM Pengeritik Jokowi Ambil Sikap Santai

16 Desember 2023

Ketua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor. Tempo/Pribadi Wicaksono
Dituding Anak Caleg, Ketua BEM UGM Pengeritik Jokowi Ambil Sikap Santai

Gielbran bersama BEM UGM sempat viral karena menggelar aksi dan memberikan gelar kepada Presiden Jokowi sebagai alumnus UGM paling memalukan.


BEM UGM Minta Jokowi Bercermin Dulu Sebelum Singgung Etika Ketimuran Aksi Mahasiswa

16 Desember 2023

Baliho Jokowi Alumnus Paling Membanggakan tiba tiba terpasang di Bundaran UGM Jumat 15 Desember 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono
BEM UGM Minta Jokowi Bercermin Dulu Sebelum Singgung Etika Ketimuran Aksi Mahasiswa

Gielbran menyatakan, pihaknya justru bertanya-tanya ketika Jokowi menyinggung soal etika ketimuran saat mahasiswa menggelar aksi itu.


Disebut Alumni Paling Memalukan, Jokowi Ingatkan BEM UGM soal Etika Ketimuran

11 Desember 2023

Baliho besar bergambar Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan dua sisi wajah terpampang mencolok di area bundaran kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Jumat 8 Desember 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono
Disebut Alumni Paling Memalukan, Jokowi Ingatkan BEM UGM soal Etika Ketimuran

BEM Keluarga Mahasiswa UGM mengkritik Jokowi sebagai 'Alumni UGM Paling Memalukan'.


Nobatkan Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, BEM UGM : Saatnya Turun ke Jalan

9 Desember 2023

Sosok bertopeng Presiden Jokowi menerima sertifikat Alumnus UGM Paling Memalukan dari BEM UGM di Yogyakarta Jumat 8 Desember 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono
Nobatkan Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, BEM UGM : Saatnya Turun ke Jalan

"Sertifikat ini juga akan kami kirimkan langsung ke beliau (Jokowi), tapi lewat pos saja, karena kita malas di sana banyak tikus," kata Gielbran.


Demonstrasi Mahasiswa di Gedung Sate, Peringati Kasus Pelanggaran HAM dan Tuntut Bey Machmudin Benahi Jawa Barat

29 September 2023

Sejumlah massa aksi membakar ban dan melakukan orasi dalam aksi bertajuk 'September Hitam, Jawa Barat Lautan Suar' di depan Gedung Sate, Kota Bandung, pada Jumat, 29 September 2023. Foto: TEMPO/Ananda Bintang
Demonstrasi Mahasiswa di Gedung Sate, Peringati Kasus Pelanggaran HAM dan Tuntut Bey Machmudin Benahi Jawa Barat

Ratusan mahasiswa demonstrasi di Gedung Sate menuntut PJ Gubernur cepat tanggap selesaikan persoalan di Jawa Barat.


LBH Pers Padang Desak Polisi Tangkap Pelaku Teror Mahasiswa di Bukittinggi

31 Agustus 2023

Ilustrasi ancaman. Shutterstock
LBH Pers Padang Desak Polisi Tangkap Pelaku Teror Mahasiswa di Bukittinggi

Aktivis mahasiswa ini mengalami berbagai serangan perundungan, intimidasi, hingga teror, baik secara langsung dan tidak langsung.