TEMPO.CO, Makassar - Firmasnyah Lafiri, pendiri dan pengelola situs Hidayatullahmakassar.com, mengatakan bersyukur karena pemerintah sudah membuka kembali situs Hidayatullah.com, setelah sebelumnya dianggap sebagai situs yang mengandung konten radikal.
"Alhamdulillah pemerintah sudah mulai waras. Kami pun segera meluncurkan situs Hidayatullah di beberapa daerah di Sulawesi Selatan," kata Firmansyah kepada Tempo, Jumat, 3 April 2015.
Dia mengatakan, situs Hidayatullah yang akan dibuat adalah Hidayatullahbone.com, Hidayatullahluwu.com, dan Hidayatullahbulukumba.com. "Insya Allah daerah lain segera menyusul," kata Firmansyah.
Menurut Firman, dengan modal kekuatan jaringan Hidayatullah di Sulawesi Selatan. Portal Hidayatullah akan menjadi media dakwah di Sulawesi dan menjadi cikal bakal sindikasi portal berita Islam dan dakwah. "Kontennya soal aktivitas, peristiwa, kebijakan, dan wacana tentang Islam di daerah," katanya.
Menurut dia, Sulawesi Selatan dikenal sebagai Serambi Madinah. Mayoritas penduduk beragama Islam dan cenderung fanatik keislamannya. Tapi tidak ada media Islamnya. "Maka dari itu kami hadir, karena kami memang bukan penganut paham radikal," kata Firmansyah.
Kepala Departemen dan Pendanaan Yayasan Hidayatullah Makassar Irfan Yahya mengatakan, ide membuat portal berita ini sudah lama. Tapi baru dibentuk karena ada momen portal Islam yang banyak dibredel. "Jadi semangat dan niat alumni pelatihan jurnalistik Hidayatullah kembali bangkit. Kami juga akan buat TV," kata Irfan.
Menurut Irfan, pembredelan media Islam oleh BNPT karena BNPT tidak paham mengenai Islam. Sebab kebanyakan situs yang dibredel justru menentang kehadiran ISIS. Sehingga pemahaman tentang radikalisme antara BNPT dan kelompok Islam harus disamakan terlebih dahulu. "Sebab banyak situs yang terang-terangan merongrong negara kesatuan republik Indonesia tapi tidak dibredel. Aneh kan," kata Irfan.
MUHAMMAD YUNUS