TEMPO.CO, Manado--Gara-gara dua kali harga bahan bakar minyak jenis Premium naik, sopir angkutan kota di Kota Manado, Sulawesi Utara, menaikan tarif sendiri. Walaupun dianggap sepihak karena tanpa persetujuan Pemerintah Kota Manado dan diprotes penumpang, para sopir memilih cuek. Jumlah kenaikan tarif Rp 500 per penumpang.
"Kami punya keluarga, anak, dan istri yang butuh makan. Kalau uang habis buat beli bensin, terpaksa tarif kami naikkan," kata salah satu sopir mikrolet kepada Tempo, Senin, 30 Maret 2015
Ketua Basis Sopir Jurusan Paal 2, Ferna Hasan Erkles, mengatakan langkah yang diambil para sopir ini merupakan bentuk kekecewaan kepada pemerintah yang dinilai lambat menyikapi kenaikan harga bahan bakar minyak.
"Apalagi ada pernyataan dari pemerintah kalau kami para sopir sudah bersepakat tidak ada kenaikan. Padahal (pernyataan) itu kan tidak ada. Apalagi ini sudah untuk yang kedua kalinya BBM naik. Jadi wajar kalau sopir menaikkan sendiri tarifnya," kata Erkles.
Erkles mengaku sudah menginstruksikan kepada rekan-rekannya sesama sopir untuk tidak melakukan unjuk rasa meskipun Wali Kota Manado tidak segera mengeluarkan surat keputusan penyesuaian tarif angkutan.
"Sebenarnya mau demo karena sudah dua kali kami mohon untuk dikeluarkan SK baru, tapi kami lihat tidak ada gerakan dari Wali Kota. Mudah-mudahan bisa langsung ditanggapi," kata Erkles.
Wakil Wali Kota Manado Harley A.B. Mangindaan mengatakan telah menghubungi Dinas Perhubungan untuk segera mengantisipasi kenaikan harga bahan bakar agar tidak menggantung nasib sopir mikrolet.
"Saya sudah minta Kepala Dinas Perhubungan segera menggelar rapat, dan kalau bisa langsung ada ketetapan hari ini juga. Kan, semua dirugikan. Sopir dan masyarakat sama dirugikan," kata Harley.
ISA ANSHAR JUSUF