TEMPO.CO, Jakarta - Warga Jalan Soputan, Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang, mengenal Helmi Alamudin sebagai tetangga yang sangat tertutup. Helmi menjadi buah bibir setelah ditangkap tim Detasemen Khusus 88 Antiteror bersama dua orang lain atas dugaan keterkaitan mereka dengan kelompok radikal Negara Islam Suriah dan Irak (ISIS).
"Dia jarang keluar. Ketemu paling sebulan sekali," kata ketua rukun tetangga setempat, Andreas Andi Pamungkas, Kamis, 26 Maret 2015.
Helmi sudah lama tinggal di Jalan Soputan. Rumah yang dihuni Helmi, sesuai dengan data kartu keluarga yang dimiliki Andreas, ditempati keluarga yang terdiri atas Fathiyah Muhammad dan empat anaknya, yakni Muhammad Abu Bakar, Conta Abu Bakar, Fahmid Abu Bakar, dan Syahiru Abu Bakar.
Suami Fathiyah, Abu Bakar Husin, telah meninggal. Karena itu, di dalam kartu keluarga, Muhammad Abu Bakar tercatat sebagai kepala keluarga.
Helmi tinggal di sana sejak menikahi Conta lima tahun lalu. Sepanjang periode itu pula dia tak pernah mengurus kepindahan domisili. Andreas mengaku tak tahu asal-usul dan alamat asli rumah Helmi. "Tak pernah lapor," katanya.
Menurut Helmi, sosok Helmi kian misterius karena ada polisi yang mengintainya. Andreas mengungkapkan pernah didatangi intelijen kepolisian yang menanyakan Helmi beberapa bulan lalu. Keterangan yang sama disampaikan Yurianto, petugas satuan pengaman setempat. Ia bahkan menyebutkan ada banyak polisi yang telah lama mengawasi gerak-gerik Helmi.
EKO WIDIANTO