TEMPO.CO, Malang - Sejumlah polisi bersenjata laras panjang menjaga rumah dan lokasi penangkapan terduga pengikut kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Malang, Jawa Timur, Kamis, 26 Maret 2015. Penjagaan yang dilakukan amat mencolok. Mereka melarang jurnalis mendekat, bahkan memeriksa dan menanyai orang yang sekadar melintas di sana.
Penjagaan ketat ini terlihat di rumah Abdul Hakim Munabari di dalam gang di Jalan Ade Irma Suryani, Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen. Polisi berseragam biru gelap dan berompi dengan tulisan "Polisi", berhelm baja, berkacamata, bermasker, dan bersenjata laras panjang berada di sekitar garis polisi yang dipasang di muka rumah itu.
"Petugas di dalam adalah Densus, kami hanya berjaga di luar," kata seorang anggota Kepolisian Resor Malang Kota yang mencegat Tempo di muka gang menuju rumah itu, Kamis, 26 Maret 2015.
Dia mengatakan ditugaskan berjaga seusai apel pagi. Informasi ini sesuai dengan keterangan Mashudi, warga yang tinggal bersebelahan dengan rumah Hakim. "Polisi berjaga sejak pukul 9.30 WIB," kata Mashudi. Menurut Mashudi, petugas kepolisian selalu menanyakan tujuan warga yang hendak masuk ke gang itu.
Penjagaan polisi juga tampak di lokasi penyergapan Achmad Junaedi di Jalan Kiai Parseh Jaya, Kelurahan Bumiayu, Kedungkandang, Kota Malang. Polisi juga melakukan penyisiran di sekitar lokasi ini. Menurut kabar yang beredar di kalangan wartawan, penjagaan ini terkait dengan rencana kedatangan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Anas Yusuf.
Tiga terduga pengikut ISIS ditangkap anggota Densus 88 di Kota Malang pada Rabu, 25 Maret 2015. Selain menangkap Hakim si penjual kopi Arab dan Junaedi yang dikenal sebagai juragan bakso, Densus menyergap Helmi Alamudin, warga Kelurahan Karangbesuki. Helmi ditangkap saat meninggalkan sebuah rumah tarbiyah.
EKO WIDIANTO