TEMPO.CO, Malang--Dua terduga pengikut Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Malang yang ditangkap aparat Detasemen Khusus 88 Rabu siang, Abdul Hakim Munabari dan Helmi Alamudin, merupakan binaan Salim Mubarok Attamimi alias Abu Jandal Al Yemeni Al Indunusi. Keduanya aktif mengikuti pengajian dan diskusi keagamaan yang dipimpin Salim. "Salim dulu tinggal di Tongan," kata Slamet, warga setempat, Rabu, 25 Maret 2015.
Tongan merupakan sebuah kawasan yang ditinggali Hakim bersama keluarganya, yakni Jalan Ade Irma Suryani Gang 3A RT 7, RW 11 Nomor 306 Kelurahan Kasin, Klojen, Kota Malang. Salim, katanya, tinggal cukup lama. Bahkan mereka sering salat berjemaah di dalam masjid tersebut. Tak ada kejanggalan atau keanehan dari aktivitas ibadahnya.
"Ibadahnya sama seperti kita, tak ada yang aneh. Kebetulan saya takmir di sini," kata Slamet. Slamet juga menjelaskan bahwa Hakim sempat ke Suriah. Namun, ia tak tahu persis kapan dan berapa lama dia di sana.
Sanusi, tetangga Hakim, menambahkan bahwa Hakim baru pulang enam bulan lalu dari Timur Tengah. Namun, ia tak mengetahui aktivitasnya di luar negeri. Gara-gara Hakim meninggalkan rumah orang tuanya, sejumlah orang sempat menawar untuk membeli. Namun, rumah tersebut ditinggali oleh istri dan kedua anaknya. "Di Timur Tengah Hakim cukup lama. Tapi tak tahu di negara mana," katanya.
Bilqis, adik Hakim menyangkal kakaknya pernah ke Suriah. Menurutnya, Hakim ke luar negeri hanya sekali, yakni bekerja di Malaysia saat masih bujangan. Hakim, menurutnya, bekerja di Malaysia cukup lama. Setelah pulang dan menikah dia tak pernah kembali ke luar negeri. "Almarhum ayah, Muchsin Munabar, berasal dari Hadramaut," kata Bilqis.
Namun, setelah berkeluarga hingga meninggal tak pernah ke Hadramaut. Juru bicara Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Awi Setiyono membenarkan penggerebekan terduga pengikut ISIS. Penggerebekan dilakukan Densus 88 Antiteror sedangkan jajaran kepolisian di Resor hanya membantu pengamanan.
"Kami hanya membantu tim Desnsus," ujarnya kepada wartawan melalui telepon. Penggerebekan dilakukan di dua tempat sekaligus.
EKO WIDIANTO