TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan dia sudah meminta Dinas Perhubungan untuk segera menanggapi berbagai keluhan terkait dengan buruknya pelayanan taksi Bandara Husein Sastranegara. "Saya sudah meminta Dishub sejak sebulan lalu dan sekarang masih menunggu hasilnya," kata dia, saat ditemui di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Bandung, Selasa, 24 Maret 2015.
Dia menilai taksi bandara kerap membandel karena tidak memasang argo dalam menarik penumpang. Selain karena jarak, sopir taksi biasanya melihat penampilan penumpang untuk menentukan harganya. Tak hanya itu, penumpang merasa direpotkan karena mesti melakukan negosiasi terlebih dahulu sebelum bepergian.
Selain itu, kata Emil, sapaan akrab Ridwan, dia mengeluhkan kualitas fisik dan mesin taksi. Ia menilai keadaan taksi sudah tak layak karena kendaraan-kendaraan tersebut tak pernah diremajakan, dengan cat yang sudah memudar.
"Saya mendapatkan laporan mereka juga memonopoli bandara, sehingga taksi lainnya tak boleh masuk," ujar Emil. Di bandara, hanya taksi-taksi milik Primer Koperasi Angkatan Udara (Primkopau) saja yang boleh beroperasi.
Emil telah menerima banyak laporan langsung dari warga melalui media sosial Twitter. Tak hanya itu, laporan terkait dengan taksi bandara pun sudah banyak bermunculan di Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (Lapor!) yang dikelola Pemkot Bandung. Meski demikian, menurut Emil buruknya pengelolaan taksi bandara itu tidak mempengaruhi jumlah wisatawan yang masuk ke Bandung melalui jalur udara.
Emil belum menyampaikan laporan-laporan tersebut pada pengelola Bandara Husein Sastranegara. Namun ia sudah meminta Dinas Perhubungan Kota Bandung untuk bertemu langsung dengan pengelola bandara dan mendiskusikan jalan keluarnya.
Adapun Emil mengatakan, Bandung membutuhkan lebih banyak taksi karena jumlah wisatawan yang datang semakin bertambah. Sementara saat ini, kata dia, banyak warga yang mengeluhkan sulitnya menemukan taksi di Bandung jika ingin bepergian. "Harusnya kapan pun kita membutuhkan, taksi itu ada untuk dipanggil," ujarnya.
PERSIANA GALIH