TEMPO.CO, Jakarta -Lembaga Survei Poltracking Indonesia mengeluarkan hasil survei terbarunya jelang Kongres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 2015 pada April mendatang di Nusa Dua, Bali. Hasil survei menunjukkan trah Soekarno tak lagi direkomendasikan untuk memimpin PDIP.
"Responden menginginkan regenerasi kepemimpinan menjadi agenda prioritas PDIP dalam kongres kali ini," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yudha, Ahad, 22 Maret 2015.
Survei itu memilih Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, dan Prananda Prabowo sebagai figur yang paling tidak direkomendasikan memimpin partai banteng. Mega dan Puan hanya dipilih sebanyak masing-masing oleh 2,2 persen responden untuk memimpin partai sementara saudara kandung Puan, Prananda Prabowo, hanya dipilih 2,98 persen responden.
Presentase rekomendasi responden untuk trah Soekarno bahkan jauh lebih kecil dibandingkan Joko Widodo, Pramono Anung, dan Ganjar Pranowo. Mereka menjadi calon ketua umum yang paling direkomendasikan dan dipilih masing-masing 29,35 persen responden, 28,73 dan 19,85 persen responden.
Survei ini dilakukan Poltracking terhadap 200 pakar dan opinion leaders dalam bidang politik, hukum, dan sosiolog, termasuk budayawan dan jurnalis. Metode riset adalah dengan focus group discussion selama Desember 2014 hingga Februari 2015.
Kriteria penilaian ketua umum yang diinginkan responden adalah integritas, kompetensi, visi dan gagasan, kemampuan memimpin, pengalaman dan prestasi, komunikasi elit dan publik, kemampuan memimpin pemerintahan, akseptabilitas publik, dan kemampuan memimpin koalisi.
Hanta Yudha mengatakan dari 10 kriteria itu, rata-rata trah Soekarno juga mendapatkan persentase paling rendah. "Responden menginginkan PDIP jadi partai politik berbasis meritrokasi --pemimpin dipilih karena prestasi, bukan karena garis turunan," kata dia.
Tak hanya itu, menurut Hanta, PDIP harusnya menjadi partai yang terdepan dalam melakukan penyegaran di tubuh partai. "Ini sudah dibuktikan dalam Pilpres lalu, apakah berani melanjutkan dalam kongres?" kata dia.
Bila Megawati dan trah Soekarno ditunjuk kembali mengambil posisi penting dalam partai banteng itu, Hanta khawatir PDIP mengalami kemundurjan. "Survival-nya juga menjadi tidak bagus dalam jangka panjang di dunia politik," kata dia. "Kami berharap walaupun Mega bakal ditunjuk aklamasi Ketua Umum dalam kongres nanti, setidaknya ada nama baru yang ditunjuk dalam posisi Sekretaris Jenderal."
Namun, Hanta berpendapat dengan munculnya nama-nama selain trah Soekarno dalam survei ini seperti Maruarar Sirait, Hasto Kristianto dan Tjahjo Kumolo, menunjukkan kaderisasi partai berjalan baik. "Apakah kaderisasi ini dilanjutkan dengan semangat regenerasi?" kata dia.
Ketua Dewan Pengurus Pusat PDIP Maruarar Sirait mengatakan sosok Megawati masih memiliki peran krusial di tubuh partai. Menurut dia, persatuan partai terjadi hingga saat ini karena peran Mega yang paham betul visi misi partai banteng. "Itu tak bisa dipungkiri. Peran Ibu Mega sebagai solitary maker atau sebagai pemersatu para kader," kata dia.
INDRI MAULIDAR