TEMPO.CO, Jakarta - Harold Tan, paman dari korban AirAsia Hendra Theodorus, masih berharap adanya keajaiban agar dua anggota keluarganya juga segera ditemukan. Meskipun pemerintah dan AirAsia sudah menghentikan proses pencarian.
“Kami masih berharap mereka ditemukan,” kata Harold kepada Tempo, Ahad, 22 Maret 2015.
Satu keluarga dari Makassar menjadi korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata pada 28 Desember 2014. Mereka adalah pasangan suami-istri Hendra Theodorus dan Sheane Josal bersama dua anak mereka, Reynaldi Theodorus dan Winoya Theodorus. Sheane dan Hendra berhasil ditemukan pada 5 Januari dan 7 Februari, dan telah dimakamkan di Puncak Nirwana Memorial Park Purwosari, Jawa Timur.
Harold mengatakan keluarga yang berada di Surabaya sudah berencana kembali ke Makassar untuk menyelesaikan berbagai urusan yang berhubungan dengan korban. “Kami juga akan pergi ziarah ke makam orang tua kami sebagai bagian dari bentuk dukacita,” katanya.
Menurut Harold, keluarga juga sudah menerima uang muka santunan dari AirAsia sebesar Rp 300 juta. Sisanya akan segera menyusul setelah semua urusan keluarga diselesaikan.
Dari pantauan Tempo, sejak kejadian sampai hari ini, rumah korban di Jalan Bulusaraung, Makassar, masih dibiarkan tertutup. Tidak ada aktivitas atau tanda apa pun di rumah almarhum keluarga Hendra Theodorus dan Sheane Josal. “Kami tetap memantau dan menjaga,” kata Harold.
MUHAMMAD YUNUS