TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa menyoroti tingginya angka deforestasi di Indonesia yang mencapai 680.000 ha per tahun. "Tidak mungkin kita dapat memenangkan perang melawan perubahan iklim tanpa melipatgandakan upaya kita untuk mengurangi deforestasi di Indonesia," kata Kepala Perwakilan FAO di Indonesia, Mark Smulders dalam siaran persnya, Sabtu, 21 Maret 2015.
Pernyataan FAO itu disampaikan terkait Hari Hutan Internasional yang jatuh pada 21 Maret 2015. Pada tahun 2009, Pemerintah Indonesia berjanji akan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26% secara mandiri dan sebesar 41% dengan dukungan internasional pada tahun 2020.
Deforestasi dan degradasi hutan di Indonesia menyangkut berbagai permasalahan yang saling terkait. Mulai dari perampasan dan penguasaan hutan, kebakaran hutan, peladangan berpindah, pembalakan liar, perdagangan hasil hutan ilegal dan kemiskinan.
Menurut FAO, sebuah pendekatan yang komprehensif dan berkesinambungan dibutuhkan untuk melestarikan hutan dan pohon-pohon, membantu mengatasi degradasi lahan dan erosi serta mempertahankan kekayaan keanekaragaman hayati. Pendekatan ini juga mencakup perlindungan pada daerah pesisir, mengurangi laju perubahan iklim dan menyediakan kebutuhan dasar bagi kehidupan jutaan orang.
Baru-baru ini FAO setuju untuk memberi bantuan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berupa tenaga ahli dan pendanaan untuk memperkuat KPH (Kesatuan Pemangku Hutan). Proyek ini diharapkan dapat membantu memperkuat kapasitas sumber daya manusia, komunitas dan institusi lokal untuk mendukung pengelolaan hutan yang berkesinambungan.
Selain itu, FAO memberi pelatihan kepada pegawai negeri dan petani di Kalimantan Tengah agar bisa menerapkan Climate Smart Agriculture (CSA), di antaranya untuk mencegah kebakaran hutan.
Untuk ke depan, kata Smulders, FAO bekerja sama dengan institusi pemerintah dan lembaga pembangunan lain memberi bantuan teknis di tiga daerah dataran tinggi di pulau Jawa dalam mengatasi degradasi lahan, mitigasi perubahan iklim dan pengelolaan hutan yang berkesinambungan. Praktek pertanian di daerah tersebut banyak mengakibatkan deforestasi dan degradasi lahan.
UNTUNG WIDYANTO