TEMPO.CO, Ponorogo - Petani di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, sangat kecewa karena traktor tangan bantuan pemerintah yang telah diserahkan secara simbolis oleh Presiden Joko Widodo belum diterima. Penyerahan simbolis mesin bajak sawah itu dilakukan Presiden bersamaan dengan panen raya padi di Desa Karanggebang, Kecamatan Jetis, Ponorogo, Jumat, 6 Maret 2015.
"Setelah Presiden pergi, ratusan traktor yang awalnya dipajang di tepi jalan menuju lokasi kegiatan dinaikkan lagi ke truk. Kenyataannya memang seperti itu," kata Choirul Anwar, salah satu perangkat Desa Karanggebang saat dihubungi, Rabu, 18 Maret 2015.
Anwar dan para petani tidak tahu mengapa traktor itu dibawa pergi lagi. Yang jelas, hingga saat ini kelompok tani belum menerima mesin pertanian bantuan dari pemerintah untuk menunjang program swasembada pangan tersebut.
"Kalau niatnya memang tidak diserahkan, mengapa kok dipajang saat acara Presiden? Petani banyak yang kecewa dan mengeluh ke kami," ujar Anwar.
Kekecewaan petani kian bertambah karena tidak ada penjelasan soal batalnya penyerahan traktor. Dinas Pertanian Ponorogo juga tak kunjung mengkonfirmasi alasan penarikan mesin pertanian tersebut oleh distributor. "Belum ada penjelasan tentang masalah ini," ujar Anwar.
Kepala Dinas Pertanian Ponorogo Harmanto mengatakan ratusan traktor itu ditarik oleh pihak pabrik untuk disimpan di gudang. Setelah proses administrasi daftar isian pelaksanaan anggaran dan petunjuk operasional oleh Kementerian Pertanian turun, kata Harmanto, barulah traktor-traktor itu disalurkan ke tiap-tiap kelompok tani. "Mudah-mudahan pertengahan April 2015 akan dibagikan sesuai dengan kuota masing-masing daerah," katanya.
Harmanto mengatakan ratusan traktor yang dipajang di sekitar lokasi panen raya di Ponorogo merupakan jatah bagi kelompok tani di Jawa Timur. Adapun jatah untuk Ponorogo, menurut dia, adalah 43 unit traktor dan 10 pompa air. "Penerimanya adalah kelompok tani yang belum menerima bantuan. Mereka jadi prioritas," ujar dia.
NOFIKA DIAN NUGROHO