TEMPO.CO , Trenggalek: Jembatan penghubung antara Kabupaten Trenggalek dan Ponorogo, Jawa Timur, yang patah pada Kamis dini hari, 12 Maret 2015, menjadi tontotan warga. Selain melihat dari dekat, sebagian dari mereka menjadikan kerusakan pada infrastruktur yang ada di Desa Nglongsor, Kecamatan Tugu, Trenggalek, itu sebagai latar buat potret diri alias selfie.
Ini seperti yang dilakukan Erlita Dian, 17, dan teman-teman sekolahnya pada Jumat 13 Maret 2015. Mereka mengambil foto bergantian dengan kamera handphone di atas jembatan yang akses lalu lintasnya telah ditutup total itu. "Nanti untuk foto DP BBM (Blackberry Messenger)," kata Erlita.
Erlita dan lima temannya mengaku tidak takut berdiri di atas jembatan yang sudah mirip huruf V itu. Mereka menilai infrastruktur tersebut masih kuat menahan beban yang tidak terlalu berat. Apalagi sejumlah warga lain juga berlalu lalang di atas infrastruktur yang patah untuk melihat kerusakannya.
Berdasarkan pantauan Tempo, jembatan sepanjang 30 meter dan lebar 7 meter yang rampung dibangun pada 1965 itu mengalami kerusakan pada beberapa bagiannya. Aspal yang menjadi lantainya merekah di dua titik, tepatnya di atas pilar jembatan. Selain itu, satu dari dua pilarnya ambles sedalam 1,5 meter.
Akibat kerusakan tersebut, akses transportasi warga dialihkan. Bagi pengendara sepeda motor dan mobil dari arah barat (Ponorogo) harus memutar sejauh 1,5 kilometer. Sedangkan bagi truk maupun bus jurusan antarkota sekitar 13 kilometer.
Patahnya jembatan yang menjadi jalan utama penghubung Kabupaten Trenggalek dengan Ponorogo ini patah sekitar pukul 02.30 WIB, Kamis, 12 Maret 2015. Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dari peristiwa tersebut.
NOFIKA DIAN NUGROHO