TEMPO.CO, Surabaya - Joesvita Meitarini, kakak dari Jusman Ary Sandy, mengatakan sangat senang jika memang benar adiknya beserta keluarga berhasil dicegah bergabung dengan kelompok Negara Islam (ISIS) di Suriah. Pemerintah Turki dikabarkan telah menahan sebanyak 16 warga Indonesia yang kedapatan hendak menyeberang ke Suriah.
Belum jelas apakah Jusman dan lima anggota keluarganya berada di antara 16 warga Indonesia yang ditahan itu. Apabila benar, Joesvita menyatakan, "Pasti kami sangat senang. Alhamdulillah," kata Joesvita saat ditemui di rumahnya yang beralamat di Jalan Mojo I, Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 12 Maret 2015. Alamat rumah ini sekaligus meralat alamat sebelumnya yang disebutkan di Jalan Mojo II.
Ita, sapaan Joesvita, menambahkan bahwa pihak keluarga masih menunggu kabar dari Kementerian Luar Negeri. Selain itu, Ita juga berharap Jusman dan istrinya, Ulin Isnuri Soejoto, bersama dengan keempat anaknya itu dapat segera pulang dalam keadaan sehat walafiat.
"Adik saya dikenal sebagai orang yang sabar. Kalau istrinya, Ulin, baik juga. Ia bercadar sejak sekitar dua tahun lalu," kata Ita mengungkapkan.
Jusman mengajak serta istri dan empat anaknya pergi ke Turki menumpang rombongan wisata yang terdiri atas 25 orang dari Jakarta pada 24 Februari 2015. Anak sulungnya berusia 17 tahun, sedang yang paling kecil masih berusia 10 bulan. Jusman berpamitan ke Turki untuk acara yang diadakan kantornya.
Sesampainya di Turki, mereka memisahkan diri bersama sebagian anggota rombongan yang lain. Mereka menolak kembali dan kemudian hilang kontak hingga membuat khawatir 16 anggota rombongan yang seluruhnya berasal dari Surabaya dan Surakarta. Ditengarai mereka hendak menyeberang ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
Harapan kembali menjadi kecemasan setelah Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman mengatakan warga Indonesia yang dimaksud pemerintah Turki telah ditangkap itu diperkirakan sudah berada lebih lama di negeri itu ketimbang kedatangan Jusman dan rombongannya. "Yang 16 ditemukan terakhir, itu yang akan kami dalami apakah mereka yang ikut dengan biro perjalanan itu atau bukan," kata dia.
EDWIN FAJERIAL