TEMPO.CO , Pacitan: Presiden Indonesia periode 2004-2014 Susilo Bambang Yudhoyono makan siang di rumah Parjianto, perajin batu alam di depan Gua Tabuhan, Desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Kamis, 12 Maret 2015. Ada sejumlah menu yang dihidangkan untuk menjamu SBY sebelum kembali ke Jakarta setelah tiga hari berada di kampung halamannya sejak Selasa, 10 Maret hingga Kamis.
“Ada soto dan jadah wareng,” Kata Asisten Bidang Administrasi Umum Pemerintah Kabupaten Pacitan, Marwan, Kamis.
Jadah wareng diklaim makanan khas desa tersebut. Sesuai namanya, makanan ini terdiri dari jadah (hasil olahan ketan) yang dipotong kecil-kecil, serundeng parutan kelapa, kacang goreng, dan ayam panggang. SBY, Ibu Ani Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono, dan rombongan yang lain, Marwan melanjutkan, sempat mencicipinya. “Jadah wareng disiapkan oleh pemerintah desa,” ujar Marwan.
Kepala Desa Wareng Purwo Widodo, mengatakan sengaja menghidangkan jadah wareng agar SBY mengetahui kalau desanya memiliki makanan khas. “Ke depan diharapkan agar mampu menunjang wisata. Karena di sini sudah ada Gua Tabuhan yang banyak dikunjungi wisatawan,” kata Purwo.
Di rumah sekaligus tempat usaha batu alam milik Parjianto, SBY dan keluarganya memborong batu dan cincin akik. Tidak kurang dari 40 batu akik dibeli dengan harga sekitar Rp 10 juta.
Sebelum memborong batu akik hasil produksi Parjianto, SBY mengunjungi rumah almarhumah Watini di Lingkungan Blumbang, Kelurahan Ploso, Pacitan. Watini merupakan bude SBY. Rumah berbentuk joglo itu ditempati SBY saat menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pacitan.
Selesai dari kediamannya semasa remaja, SBY mengunjungi rumah orang tuanya almarhum R.Soekotjo dan almarhumah Mulyati di Dusun Margorejo, Desa/Kecamatan Punung. Sejak keduanya meninggal, rumah itu ditempati oleh Sari, anak angkat Soekotjo dan keluarganya.
NOFIKA DIAN NUGROHO