TEMPO.CO , Jakarta -- Keluarga Salim At-Tamimi, satu di antara 16 warga Indonesia yang sempat hilang di Turki dan dikhawatirkan bergabung dengan kelompok Negara Islam (ISIS), berharap anggota keluarganya itu segera kembali. Salim menjadi satu-satunya lelaki dalam keluarga itu dan selama ini dikenal berbakti kepada sang ibu.
"Ayah Salim sudah meninggal beberapa waktu lalu. Sedangkan Salim anak bungsu dari tiga bersaudara," kata Aminah At-Tamimi, bibi Salim, ketika ditemui di rumahnya, di Jalan Kalimas Hilir, Surabaya, Kamis, 12 Maret 2015.
Aminah mengungkapkan, keluarga menunggu pemberitahuan resmi dari pemerintah ihwal pemberitaan bahwa ke-16 warga Indonesia itu ditahan petugas keamanan Turki setelah kedapatan hendak menyeberang ke Suriah. "Alhamdulillah kalau sudah ketemu," katanya.
Menurut Aminah, keluarga sangat mengharapkan kepulangan Salim. Apalagi, kata dia, sang ibu dan nenek Salim sangat syok mendengar Salim dinyatakan hilang di Turki dan disebut-sebut akan bergabung dengan kelompok ISIS.
Selama Salim menghilang, sang ibu seperti mengalami tekanan. Ia berkali-kali mencuci dan menata pakaian milik pemuda 28 tahun itu sekalipun tidak kotor dan berantakan. Diakui Aminah, keluarga merasa sangat kehilangan Salim. Pria kelahiran 1987 itu juga dikenal sebagai anak pendiam yang berbakti kepada ibunya. "Berbakti sekali dia ke ibunya. Agamanya juga taat. Dia jaga ibunya betul," katanya.
Aminah berharap pemerintah bisa segera memproses kepulangan Salim sekaligus menjamin keamanannya ketika di rumah. Keluarga khawatir, jika Salim pulang, akan mendapat intimidasi atau diskriminasi dari masyarakat karena disebut-sebut bergabung dengan ISIS.
AGITA SUKMA LISTYANTI