TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Center for Strategic and International Studies J. Kristiadi menyarankan Ketua Umum Partai Golkar versi Musyawarah Nasional Bali, Aburizal Bakrie, menerima kekalahannya. Menurut dia, Aburizal sebaiknya kembali bertarung melawan Ketua Umum Partai Golkar versi Musyawarah Nasional Ancol, Agung Laksono, pada pemilihan berikutnya atau 2016 nanti.
"Kemenangan sudah di tangan Agung. Aburizal fight saja di Munas 2016. Itu akan lebih bermartabat," ujar Kristiadi saat dihubungi, Rabu, 11 Maret 2015. Bila Aburizal tetap melawan, kata dia, malah akan memperparah keadaan. "Kapan bekerja untuk rakyat?"
Kristiadi mengatakan konflik internal Golkar akan berlarut-larut bila kalkulasinya menang-kalah. Selain itu, kisruh yang terus-menerus semakin memperdalam luka batin kubu Aburizal maupun Agung. "Golkar secara bersama-sama menggali kuburan sendiri," ujarnya. Padahal, agenda pemilihan kepala daerah semakin dekat.
Bila Golkar tak kunjung menemukan titik temu, kata dia, justru partai lain yang akan meraup keuntungan dalam pemilukada nanti. Dia memprediksi suara Golkar yang selama ini punya basis masa di daerah akan digembosi.
"Pecahan Golkar yang memiliki ideologi hampir sama seperti NasDem, Gerindra, dan Demokrat yang menampung pecahan suara," kata dia.
LINDA TRIANITA