TEMPO.CO, Yogyakarta - Ratusan massa berbagai elemen menggeruduk kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Rabu, 11 Maret 2015. Musababnya, ada sekelompok mahasiswa menggelar diskusi dan nonton bareng film Senyap.
"Apa kita mau dirasuki paham komunis, dengan kalimat tauhid, kita menolak," kata Umar Said, Ketua Forum Umat Islam Daerah Istimewa Yogyakarta, di gerbang masuk UIN Sunan Kalijaga, Rabu, 11 Maret 2015.
Massa juga meminta diskusi dan pemutaran film Senyap dibubarkan. Mereka beranggapan film itu merupakan propaganda komunis dalam membelokkan sejarah bangsa Indonesia. Massa menuding panitia dengan terang-terangan melanggar. Apalagi, film itu dilarang tayang dan tidak lolos sensor.
Para mahasiswa dari Social Movement Institute (SMI), Front Mahasiswa Nasional, PMII, GMNI dan elemen lain menggelar diskusi dan nonton bareng film itu di gedung restoran lama universitas itu.
Menurut mahasiswa, diskusi itu untuk mematangkan gagasan dan polemik. Film Senyap dianggap bisa memberikan pengetahuan dan mematangkan gagasan mahasiswa tentang watak penguasa masa Orde Baru pada peristiwa 1965.
Namun, elemen dari Forum Umat Islam menolak gagasan itu. Film itu jelas provokasi dan memasukkan ajaran komunis. "Harus bubar," kata Burhanuddin, koordinator Front Anti-Komunis Indonesia.
Sebelumnya, pada 26 Februari, prajurit TNI di Komando Distrik Militer 0733 BS Semarang nonton bareng film Senyap. Mereka memutar film di aula Markas Kodim dan acara langsung dipimpin Komandan Kodim 0733 BS Letnan Kolonel Infanteri M. Taufiq Zega. Acara berjalan lancar tanpa ada yang menggeruduk.
Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro Letnan Kolonel Elpis Rudi mengatakan acara nonton bareng film Senyap menjadi bagian dari evaluasi kondisi keamanan wilayah. "Yang dievaluasi termasuk tren pro-kontra adanya film Senyap. Jadi tidak spesifik hanya film Senyap," kata Elpis kepada Tempo di Semarang, Jumat, 6 Maret 2015.
Film Senyap adalah adalah film dokumenter mengenai pembantaian massal 1965 di Sumatera Utara. Film ini bercerita mengenai keluarga Adi Rukun yang mendapatkan pengetahuan mengenai bagaimana kakaknya dibunuh dan siapa yang membunuhnya. Sebagai adik bungsu, Adi Rukun bertekad untuk memecah belenggu kesenyapan dan ketakutan yang menyelimuti kehidupan para korban, dan kemudian mendatangi mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan kakaknya.
MUH. SYAIFULLAH