TEMPO.CO, Pontianak - Para bawahan mengapresiasi program Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto yang memberikan bendera tengkorak hitam kepada kepala kepolisian resor yang prestasinya buruk.
Salah satu yang mendapatkannya, Kepala Polres Singkawang Ajun Komisaris Besar Agus Triatmaja. "Saya baru menjabat tiga bulan. Penilaian dilakukan Februari kemarin. Hal ini menjadi tantangan bagi saya," katanya, seusai kegiatan analisis dan evaluasi kinerja jajaran Polda Kalbar, 9 Maret 2015.
Agus berjanji meningkatkan program lain selain penegakan hukum. "Sasarannya adalah hasil anev (analisis dan evaluasi) pada Februari," ujarnya. Agus optimistis dapat menekan tindak kejahatan konvensional, termasuk menyelesaikan perkara-perkara tindak pidana yang berada di wilayah kewenangannya.
Para kapolres lainnya, lanjut dia, terutama yang menerima bendera tengkorak hitam dari Polda Kalbar, tentu akan terpacu untuk meningkatkan kinerja setiap saat. "Saya mohon dukungan setiap masyarakat Kota Singkawang dan media," katanya.
Edi Nirwana, praktisi hukum Kalimantan Barat, menyatakan salut terhadap inovasi Polda Kalimantan Barat. "Saat ini polisi menjadi sorotan masyarakat, bahkan citranya cenderung seperti pelayan penguasa. Namun Kapolda Kalbar bisa memberikan warna lain," kata Edi.
Hari ini, satu direktorat dan empat kepolisian resor di jajaran Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, mendapatkan bendera tengkorak hitam, karena kinerja yang belum optimal.
"Polres Ketapang karena ada pelanggaran oleh Kapolsek Pawan kemudian Polres Sekadau, Polresta Pontianak, dan Polresta Singkawang karena gangguan kamtibmasnya naik dan serta Polres Mempawah karena penyelesaian perkara turun," kata Arief Sulistyanto.
Sedangkan Direktorat Reserse Narkotika juga mendapatkan bendera tengkorak hitam karena tidak pernah mengungkap kasus-kasus yang besar selama tahun 2015 ini. "Padahal tingkat polda, kalau hanya gram-graman (barang bukti yang diamankan) bukan prestasi yang besar," kata Arief lagi.
ASEANTY PAHLEVI