TEMPO.CO, Bandung - Pemerintah Kota Bandung mengimbau warga masyarakat Kota Bandung tidak khawatir terkait dengan kelangkaan elpiji ukuran 3 kilogram. Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil-Menengah, dan Perindustrian Perdagangan (KUKM Indag) Eric M. Attauriq menyatakan telah melakukan koordinasi dengan PT Pertamina untuk melakukan operasi pasar.
"Intinya, masyarakat Kota Bandung tidak usah panik, karena stok untuk elpiji 3 kg di Bandung aman," ucap Eric saat dihubungi Tempo, Kamis, 5 Maret 2015.
Menurut Eric, penyebab kelangkaan elpiji 3 kg di Kota Bandung saat ini merupakan dampak dari kenaikan elpiji 12 kg atau nonsubsidi. "Masyarakat menengah ke atas akhirnya banyak menggunakan gas 3 kg karena yang 12 kg mengalami kenaikan," ujarnya.
Dia meminta masyarakat mampu tak lagi membeli gas bersubsidi. "Gas ini diperuntukkan bagi rumah tangga miskin dan usaha mikro," tuturnya.
Pemerintah Kota Bandung bekerja sama dengan PT Pertamina tengah menggelar operasi pasar di sembilan kecamatan guna menyiasati kelangkaan elpiji 3 kg. "Per hari, kuota reguler untuk Kota Bandung sebanyak 64 ribu tabung. Khusus untuk kondisi sekarang, Pertamina sudah menggelontorkan 5.000 tabung yang tersebar di sembilan kecamatan," ucapnya.
Adapun untuk harga eceran tertinggi (HET) elpiji 3 kg di Kota Bandung saat ini dipatok dengan harga Rp. 16.600 per tabung. "Kami sudah menetapkan harga eceran tertinggi sebesar Rp 16.600 per tabung, dan itu merupakan harga di pangkalan. Sedangkan untuk harga agen sebesar Rp 14.750 per tabung, sehingga pengecer bisa menjual Rp. 18-19 ribu, menaikkan Rp. 1.000 per tabung," ucap Eric.
AMINUDIN