TEMPO.CO, Pekanbaru - Kecelakaan maut dialami truk yang membawa 22 siswa sekolah dasar di Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Truk milik PT Perdana Inti Sawit Perkasa II itu terjun ke parit sedalam 3 meter. Akibat kecelakaan itu, enam siswa tewas. “Sopir kehilangan keseimbangan. Dia tak mampu mengendalikan kemudi karena kelebihan muatan di bangku depan,” ujar Kepala Polres Rokan Hulu Ajun Komisaris Besar Pitoyo Agung Yuwono saat dihubungi, kemarin.
Enam korban tewas itu merupakan siswa SDN 008 Bonai Darusalam yang juga anak-anak karyawan PT Perdana Inti. Kecelakaan tersebut terjadi di area perkebunan PT Perdana Inti Blok F 38, Afdeling IV, pada Senin, 2 Maret 2015, sekitar pukul 14.00 WIB. Para korban adalah Muara Sidiko, 9 tahun, Kenisha Wahyuni Manik (10), Muhamad Wanda (12), Yuni Widya Astuti (13), Jefri (10), dan Dimas Prasetia Dermawan. “Enam murid tewas terjepit badan truk, sedangkan 16 lainnya luka-luka,” ujarnya.
Dari keterangan pengemudi truk, Dani Saputra, Pitoyo menjelaskan, para murid sekolah dasar itu biasanya diantar-jemput menggunakan bus sekolah. Namun bus mengalami kerusakan mesin. Dani yang bertugas sebagai sopir bus antar-jemput anak-anak karyawan perusahaan itu memutuskan menjemput mereka menggunakan truk milik perusahaan.
Di truk tersebut, menurut Pitoyo, ada delapan murid yang duduk di bangku depan truk bersama Dani. Sedangkan 16 lainnya berada di belakang atau di dalam bak truk. Berdasarkan hasil pemeriksaan polisi, truk melaju kencang dari Desa Kasang Mungkal menuju PT Perdana Inti melalui perkebunan sawit.
Namun Dani tidak bisa mengendalikan kemudi karena kelebihan muatan di bangku depan. “Dani tidak leluasa mengendalikan setir mobil karena terlalu sempit,” ujar Pitoyo. Akibatnya, truk tidak bisa dikendalikan sehingga terjun ke parit gajah sedalam 3 meter.
Walhasil, polisi menetapkan Dani, 34 tahun, sebagai tersangka. “Sopir telah kami tahan untuk kepentingan penyidikan,” tutur Pitoyo.
RIYAN NOFITRA