TEMPO.CO, Kupang - Pemadaman listrik bergilir yang dilakukan perusahaan listrik negara (PLN) di wilayah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), sangat meresahkan warga di daerah itu. "Kalau kami terlambat bayar listrik pasti didenda, tapi bagaimana kalau PLN yang sering padamkan listrik," kata Jefri, warga Kota Kupang, kepada Tempo, Jumat, 27 Februari 2015.
PLN memadamkan listrik secara bergilir sejak pukul 09.00 Wita hingga pukul 17.00 Wita di sejumlah wilayah. Setelah itu, pemadaman bergilir juga terjadi di wilayah lain pada pukul 17.00 hingga 00.00 Wita.
Menurut Jefri, pemadaman kali ini sangat parah bila dibandingkan dengan pemadaman sebelum-sebelumnya. Sebab, jangka waktu pemadaman sangat lama. "Ini perusahaan listrik negara atau lilin negara," kata Jefri.
Humas PLN wilayah NTT, Paul Bolla, mengatakan pemadaman bergilir ini dilakukan karena dua unit mesin di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Bolok dengan kapasitas 16,5 megawatt (MW) sedang dalam masa pemeliharaan sengga kedua mesin itu dimatikan.
Akibatnya, PLN kekurangan daya untuk melayani kebutuhan listrik warga di Kota Kupang. Menurut dia, beban puncak di Kota Kupang pada siang hari mencapai 44 MW dan malam mencapai 53 MW. Sedangkan kapasitas hanya 37 MW.
"Dengan demikian, pada siang hari kekurangan sekitar 7 MW dan malam 16 MW," katanya.
Paul memperkirakan masa pemeliharaan dan perbaikan dua unit mesin akan berlangsung selama sepekan ke depan. Oleh karena itu, pemadaman bergilir dalam jangka waktu yang panjang masih akan terus berlanjut. "Lama pekerjaan pemeliharaan sekitar satu minggu," kata Paul.
YOHANES SEO