TEMPO.CO, Pontianak - Hujan deras mengguyur Kota Singkawang pada hari pertama Imlek, Kamis, 19 Februari 2015. Hujan merupakan pertanda rejeki dan awal yang baik bagi warga Tionghoa.
“Kita bersyukur hujan turun. Pertanda yang baik. Awal yang bagus untuk usaha,” ungkap Joni Thin, warga Kota Singkawang, Kamis 19 Februari 2015.
Joni mengatakan, hujan memang selalu diharapkan turun menjelang dan tepat di Tahun Baru Imlek. Bahkan, semakin deras hujannya semakin bagus. Artinya, kata Joni, akan ada banyak rejeki dan keberuntungan menunggu di tahun ini.
Joni mempercayai tahun ini sebagai tahun Kambing Emas, mengikuti kepercayaan keturunan Cina di Singapura. Di Kota Singkawang sendiri, menyebut tahun ini dengan tahun Kambing Kayu.
Joni menyatakan, dengan adanya air, unsur emas pada kambing akan makin bersinar. Untuk itu, dia memercayai usahanya di bidang pakan ternak mempunyai peluang lebih maju. “Untuk pengembangan usaha, saya akan menghindari usaha yang mengandung unsur api. Karena api dengan emas, akan membara. Panas, tidak tahan kita,” katanya.
Susi Wu, pegiat sosial dari Lions Club Singkawang Prima, sangat meyakini setiap tahun baru Cina atau Imlek akan terjadi hujan. Masalahnya, masyarakat Tionghoa menggunakan penanggalan berdasarkan posisi bulan terhadap matahari. Sehingga, tidak ada perbedaan yang signifikan setiap tahunnya. “Bulan Januari dan Februari biasanya jatuh Imlek, dan saat ini masih dalam musim penghujan,” ujarnya.
Susi sendiri berkeyakinan di tahun kambing kayu, warga Tionghoa harus lebih giat berusaha di bidangnya. “Cuma harus antisipasi, unsur api. Karena kayu mudah terbakar,” katanya.
ASEANTY PAHLEVI