TEMPO.CO, Malang - Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang membangun laboratorium virologi. Laboratorium tersebut bakal menjadi pusat penelitian mahasiswa tentang berbagai jenis virus. Di Indonesia banyak terdapat jenis virus, tapi tak banyak pusat laboratorium yang meneliti virus.
"Tak banyak yang mendalami virologi di Indonesia," kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, Sri Andarani, Senin, 16 Februari 2015. Ia mengharap pembangunan laboratorium virologi. Menurut dia, masalah harga peralatan laboratorium yang tergolong mahal bisa disiasati dengan pengadaan secara bertahap sampai lima tahun ke depan.
Sri mengatakan sejumlah pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya telah belajar di laboratorium virologi di Australia. Saat ini, kata dia, Universitas Brawijaya berencana melakukan kerja sama dengan Royal Melbourne Institution Technology Australia, yang memiliki laboratorium virologi dan lebih maju dalam hal penelitian virus.
"Laboratorium virologi akan menjadi tumpuan dalam bidang farmasi dan kedokteran," katanya. Virologi merupakan cabang biologi yang mempelajari suborganisme, terutama virus. Virologi memiliki posisi strategis dalam kehidupan, khususnya karena bermanfaat bagi pengembangan industri farmasi dan kedokteran.
Sebelumnya, Universitas Brawijaya Malang bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero) untuk membangun pabrik vaksin di kawasan Dieng, Malang. Pabrik vaksin dibangun dengan biaya sekitar Rp 20 miliar. Kedua pihak tersebut juga berencana mendirikan perusahaan yang menampung hasil penelitian mahasiswa. Perusahaan itu tak hanya akan mengejar keuntungan, tapi juga merangsang mahasiswa agar giat melakukan penelitian yang bermanfaat bagi manusia.
EKO WIDIANTO