TEMPO.CO, Palangkaraya - Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah segera meninggikan badan Jalan Trans Kalimantan di Desa Bukit Rawi, Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau, yang saat ini terputus akibat luapan Sungai Kahayan. Peninggian tersebut akan dilakukan setelah banjir usai. "Proyek peninggian itu sepanjang 4 kilometer," kata Kepala Dinas PU Kalimantan Tengah Leonard Samuel Ampung, Ahad, 15 Februari 2015.
Dia menjelaskan nantinya jalan yang saat ini selalu dilanda banjir pada musim penghujan itu akan ditimbun dengan tanah setinggi 1-2 meter di sepanjang lokasi banjir. Selain ditinggikan, kata dia, juga akan dibuat saluran air agar sirkulasi lebih lancar.
Banjir yang terjadi di Jalan Trans Kalimantan, tepatnya di Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau, tersebut sudah terjadi selama sepekan ini. Akibatnya, saat ini jalur tersebut terputus karena ketinggian air mencapai 1-2 meter. Padahal jalan itu merupakan jalur vital yang menghubungkan Palangkaraya dengan beberapa kabupaten di Kalteng, seperti Gunung Mas, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, serta Murung Raya.
Untuk melewati daerah banjir tersebut, para pengguna jalan, terutama kendaraan roda dua, harus menggunakan perahu penyeberangan milik rakyat dengan tarif Rp 5.000 sekali jalan. Sedangkan pengguna kendaraan roda empat harus rela memutar arah atau memaksakan mobilnya melewati daerah banjir. "Untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas, saat ini kami berkoordinasi dengan polisi dan dinas perhubungan dengan menerapkan sistem buka-tutup," ujar Leonard.
Ridwan, 33 tahun, sopir travel Palangkaraya-Gunung Mas, mengatakan, banjir yang terjadi di Jalan Trans Kalimantan ini sangat mengganggu perjalanannya. Sebab, waktu tempuh jadi semakin panjang, dari yang biasanya hanya ditempuh 4 jam saat ini bisa mencapai 5-6 jam. "Kondisi ini jelas merugikan kami. Sebab, dari yang biasanya pulang-pergi (PP) dalam satu hari, saat ini kami harus bermalam karena tidak memungkinkan melalui daerah banjir pada malam hari."
KARANA W.W.