TEMPO.CO, Jakarta - Inspektur Pengawasan Umum Markas Besar Kepolisian RI, Komisaris Jenderal Dwi Priyatno, mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat malam, 13 Februari 2015. Datang dan pergi diam-diam, Dwi mengaku hanya berkoordinasi dengan pimpinan KPK. "Koordinasi saja, Dek," katanya dari balik kaca mobilnya, Toyota Camry abu-abu gelap B-82-SUS.
Dwi sempat ditanya soal persyaratan menjadi calon Kepala Polri, yaitu Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara. "LHKPN sudah disetor pada 16 Desember," ujar dia tanpa menyebut tahun. Dwi terakhir melaporkan hartanya ke KPK pada 2002. Menurut laman resmi KPK, tahun itu dia menjabat Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya.
Dwi menghabiskan waktu dua jam di KPK. Tiba pukul 20.30 Wib, dia masuk lewat pintu belakang gedung KPK yang biasanya digunakan untuk tamu-tamu khusus. Ketika itu, Ketua KPK Abraham Samad dan dua wakilnya, Bambang Widjojanto dan Zulkarnain, masih di gedung KPK. Sedangkan komisioner lain, Adnan Pandu Praja, di kantor Badan Reserse Kriminal Mabes Polri.
Pukul 23.00 WIB, Dwi keluar melalui pintu yang sama. Dia sudah berada di mobilnya saat dihampiri wartawan. Lewat kaca yang sedikit terbuka, terlihat Dwi duduk di kursi bagian kiri belakang. Mobil itu berisi empat orang termasuk sopir dan ajudan.
Sebelumnya Komisi Kepolisian Nasional menyodorkan enam nama calon Kepala Polri kepada Presiden Joko Widodo sebagai pengganti Komisaris Jenderal Budi Gunawan, yang hampir pasti batal dilantik menjadi Kepala Polri karena tersangkut kasus dugaan suap dan gratifikasi. Salah satu nama baru itu adalah Dwi Priyatno.
MUHAMAD RIZKI
Berita Menarik: