TEMPO.CO, Yogyakarta - Banjir yang melanda wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dalam beberapa hari terakhir ikut membuat perusahaan otobus (PO) di wilayah Yogyakarta mengalami kerugian. "Banyak penumpang membatalkan keberangkatan," kata bos PO Maju Lancar asal Gunung Kidul, Yogyakarta, Adi Didit Prasetyo, Rabu, 11 Februari 2015.
Akibat banjir Jakarta, Didit yang juga Sekretaris Organisasi Angkutan Daerah Istimewa Yogyakarta itu mengaku hanya tiga jurusan yang masih bisa dicapai armadanya dari Yogya. Yakni Yogya-Jakarta Selatan, Yogya-Bogor, dan Yogya-Tangerang Selatan.
Sedangkan untuk rute Yogya-Jakarta Timur, Yogya-Jakarta Barat, Yogya-Jakarta Utara, dan Yogya-Jakarta Pusat tak bisa dijalankan lantaran tidak bisa ditembus.
Menurut Didit, pada hari biasa, ada 15 armada dikerahkan untuk melayani rute Yogya-Jakarta atau sebaliknya. Namun, sejak banjir, yang beroperasi hanya 12 armada. Ada tiga bus parkir di Jakarta karena tidak bisa keluar.
Batalnya keberangkatan secara massal para penumpang jurusan Yogya-Jakarta itu sudah terjadi sejak Senin, 10 Februari 2015. Untuk PO Maju Lancar, misalnya, dalam sehari bisa mengangkut penumpang jurusan Yogya Jakarta atau sebaliknya sebanyak 120 orang.
Jika dikalkulasi, akibat batalnya penumpang yang berangkat itu, kerugian bisa mencapai sekitar Rp 80 juta sehari. Itu hanya untuk satu perusahaan angkutan kota antarprovinsi. "Padahal untuk rute Yogya-Jakarta ini ada 15 perusahaan yang melayani," ujar Didit.
Pengusaha pun tak bisa berbuat banyak selain hanya berharap hujan segera mereda dan lalu lintas lancar. "Kami berharap pemerintah segera membenahi masalah banjir Jakarta itu karena berulang terus setiap tahun," katanya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Terminal Induk Giwangan, Yogyakarta, Bekti Zunanta menuturkan banjir Jakarta ini tak sampai menyebabkan penumpukan penumpang di terminal. "Hanya, kedatangan bus arah Jakarta molor sampai 2-3 jam karena banjir itu," tuturnya.
PRIBADI WICAKSONO