TEMPO.CO, Subang - Ratusan hektare tanaman padi di Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, ludes dijarah kawanan burung pipit. "Ribuan burung pipit mematok setiap buliran padi yang mulai menguning," kata seorang petani, Kusnadi, Jumat, 6 Februari 2015.
Ribuan burung pipit, ujar dia, bak datang dari tiap penjuru mata angin pagi dan sore. Kusnadi mengaku sudah melakukan berbagai cara untuk menghalau, tapi hasilnya tak maksimal. "Terus terang saja kami kebingungan," katanya.
Endang, petani lainnya, mengimbuhkan, akibat serangan sporadis burung pipit tersebut, tanaman padinya terancam mengalami puso. "Sebab, buliran padi yang dirusak burung pipit tersebut hanya tersisa kulitnya," ujarnya.
Jika tak diserang hama, Endang mengaku bisa memanen gabah kering rata-rata 7 ton per hektare. Sekarang, kata dia, paling banter hasilnya hanya 1-2 ton. "Kami pasti mengalami rugi besar," tuturnya.
Dari pantauan Tempo, para petani membuat jaring tali yang disilangkan di antara pematang sawah dan diberi rumbai-rumbai plastik. Saat gerombolan burung pipit datang, salah satu tali pemantik penggerak ditarik dan gerombolan burung pipit pun bubar. Cara lainnya adalah membunyikan kentungan kecil yang terbuat dari bambu. Para petani membunyikannya di atas pematang sambil berteriak-teriak.
Kepala Bidang Sumber Daya Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang, Hendrawan, mengatakan upaya mengusir hama burung dengan cara tradisional itu sudah tepat. "Sebab, mengusir hama burung apa pun yang mengganggu tanaman padi itu hanya dengan alat mekanik, sama sekali tidak bisa pakai pestisida," ujar Hendrawan.
NANANG SUTISNA